Friday, 01 August 2025

Harmoni Gerak, Budi, dan Ilmu: Seni Tari sebagai Pilar Pendidikan Holistik di Ma'had Al-Zaytun

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

(Seri mengenal tradisi-tradisi di Al Zaytun)

 

Oleh Ali Aminulloh

lognews.co.id, Indonesia - Seni, dalam filosofi pendidikan Ma'had Al-Zaytun, bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi integral untuk membentuk generasi yang paripurna. Lebih dari sekadar penguasaan akidah yang kokoh, syariat yang kuat, akhlakul karimah, ilmu pengetahuan yang luas, dan keterampilan yang tinggi, santri Al-Zaytun juga dibekali dengan kemampuan berkesenian yang memadai. Visi ini mewujudkan generasi "Basthah fil Ilmi wal Jism," yaitu generasi yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan juga fisik, mencakup kehalusan budi dan keterampilan. Syaykh, dengan ungkapan sederhana namun sarat makna, mengingatkan, "Jangan pernah 'ngeres' dengan seni," sebuah ajakan mendalam untuk menghargai dan melestarikan seni dengan landasan akhlak yang mulia. Di antara beragam jenis seni yang diajarkan, seni tari menjadi salah satu pilar utama yang telah ditanamkan sejak awal berdirinya Ma'had.

 

Jejak Tari Klasik dan Kreasi Nusantara: Dari Inu Kertapati hingga Puruhitari

Sejarah pengajaran seni tari di Al-Zaytun dimulai dengan kedatangan pelatih-pelatih berpengalaman. Inu Kertapati dari Cirebon, misalnya, dipercaya untuk melatih tari khas Cirebon seperti Tari Topeng, serta Tari Merak dan Ngremo yang kini menjadi bagian legendaris dari repertoar Al-Zaytun. Seiring berjalannya waktu, komitmen Al-Zaytun terhadap pengembangan seni tari semakin menguat. Pada Februari 2017, Ma'had Al-Zaytun berhasil merekrut Dra. Puruhitari, seorang pelatih tari kawakan yang memiliki rekam jejak panjang dan mengesankan.

Puruhitari bukan sosok sembarangan. Darah seni mengalir deras dalam dirinya, didukung oleh latar belakang keluarga seniman – sang ibu adalah pelatih tari lulusan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Yogyakarta (sekarang ISI), sementara sang ayah adalah lulusan seni rupa Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Sejak usia belia, bahkan sejak kelas 5 SD, Puruhitari telah menunjukkan bakatnya dalam melatih tari di berbagai sekolah di lingkungan tempat tinggalnya di Surabaya. Pengalamannya terus berkembang hingga masa SMP, SMA, dan perkuliahan di UNAIR serta beberapa perguruan tinggi lainnya. Ia juga aktif melatih di sanggar pribadinya, Sanggar Puruhita Surabaya, dan memperoleh sertifikat mengajar tari daerah Jawa Timuran, Bali, serta tarian tradisional dan kreasi baru dari Taman Budaya Provinsi Jawa Timur. Keahliannya ini diperkaya dengan latar belakang pendidikan formal S1 Antropologi dari FISIP UNAIR Surabaya, yang memberinya pemahaman mendalam tentang budaya dan masyarakat.

 

Spektrum Tari di Al-Zaytun: Melampaui Batas Tradisi

Menurut Puruhitari, kurikulum tari di Al-Zaytun sangat komprehensif, mencakup tari tradisional, tari klasik, tari kreasi tradisional, dan tari daerah dari berbagai penjuru Indonesia. "Hingga sekarang sudah ada 105 tarian yang diajarkan kepada santri Al-Zaytun," ungkapnya lugas. Ini mencakup beragam genre, mulai dari Tari Saman Aceh hingga Tari Sajojo Papua, termasuk juga tari populer seperti Tari Bali dan Jaipong.

Santri yang dilatih pun berasal dari berbagai jenjang, mulai dari kelas 1 MI hingga kelas 12 MA, termasuk warga belajar PKBM, guru, dan mahasiswa yang mendaftar sebagai peserta tetap. Jadwal latihan yang intensif, dari Senin hingga Minggu penuh, menunjukkan keseriusan Al-Zaytun dalam mengembangkan bakat tari. Latihan rutin diadakan dari pukul 15.00 hingga 17.00, dengan sesi tambahan pada malam hari, pukul 19.00 hingga 21.00, untuk persiapan pentas tertentu. Semua kegiatan ini terpusat di ruang tari yang representatif, yaitu di dome selatan Palagan Agung lantai 2. Untuk mengelola program ini secara profesional, dibentuklah organisasi STAR-Z (Seni Tari Al-Zaytun) di bawah naungan Komite Olahraga dan Seni Al-Zaytun (KOSMAZ). Puruhitari juga aktif melakukan kaderisasi pelatih tari, dengan Siti Isnaini (Mahasiswa IAI dan Pembimbing Asrama Al-Zaytun) sebagai asisten pelatih, dan Iskarimatun Nisa (Mahasiswa IAI) sebagai asisten magang.

 

Panggung Prestasi dan Pembentukan Karakter: Seni Tari sebagai Wahana Aktualisasi

Hasil pelatihan seni tari di Al-Zaytun tidak hanya berhenti di ruang latihan, tetapi diaktualisasikan dalam berbagai event internal maupun eksternal. Di lingkungan Ma'had sendiri, santri tampil dalam peringatan 1 Syuro, Forum Rapat Anggota Tahunan KSU Deda Kota Indonesia, peringatan 17 Agustus, acara penutupan Khutbatul Arsy (masa orientasi santri), masa pengenalan mahasiswa baru IAI Al-AZIS, Wisuda IAI, pembukaan dan penutupan Festival Pelajar, penyambutan tamu khusus, pentas seni santri, hingga hajatan pernikahan jika ada permintaan.

Lebih jauh, santri Al-Zaytun juga aktif berpartisipasi dalam kompetisi tari di luar kampus, terutama saat mereka berada di masyarakat atau selama masa liburan. Keikutsertaan mereka dalam berbagai lomba telah membuahkan hasil membanggakan. Pada akhir tahun 2024, lima santri kelas 9 Al-Zaytun meraih juara harapan dalam lomba tari tingkat SMP-SMA se-Jabodetabek di Jakarta. Prestasi gemilang kembali diukir pada tahun 2025, di mana enam santri kelas 10 berhasil meraih juara 2 tingkat nasional dalam lomba tari tingkat SD, SMP, SMA.

 

Epilog: Seni Tari, Jembatan Menuju Insan Berkarakter

Pembinaan seni di Al-Zaytun melampaui sekadar keterampilan dan pelestarian budaya. Seni tari diintegrasikan secara mendalam dalam sistem pendidikan untuk membangun karakter siswa secara holistik. Melalui seni tari, santri diajarkan kehalusan budi, pentingnya kolaborasi, keharmonisan, menumbuhkan jiwa kompetitif, dan membangun keberanian. Ini adalah bekal berharga yang akan membentuk mereka menjadi individu yang tangguh dan berdaya saing. Seni tari menjadi bukti nyata bahwa Ma'had Al-Zaytun mendidik santri tidak hanya melalui pengajaran formal di kelas, tetapi juga melalui beragam aktivitas di luar kelas, salah satunya dengan seni tari.

Bravo Al-Zaytun! Pendidikan yang memadukan akal, hati, dan gerak, menciptakan generasi yang seimbang dan berprestasi.