Oleh Ali Aminulloh
(Rapat Kerja MA Al Zaytun: Menyatukan Visi, Menyiapkan Arah)
lognews.co.id, Indonesia - Tahun ajaran baru 2025/2026 akan segera dimulai. Di tengah padatnya aktivitas Al-Zaytun dari penerimaan santri baru, pelatihan pelaku didik berkelanjutan, hingga peringatan Tahun Baru Hijriah 1447 H—upaya serius dalam menyiapkan pembelajaran tetap menjadi prioritas.
Jumat, 27 Juni 2025, sehari menjelang peringatan 1 Syuro, Manajemen Pendidikan Madrasah Aliyah Al-Zaytun menggelar Rapat Kerja Persiapan Pembelajaran dan RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah). Rapat yang dilaksanakan di tengah intensitas kegiatan tersebut dihadiri oleh 61 orang peserta yang terdiri dari kepala dan wakil kepala madrasah, koordinator bidang, kepala jurusan, kepala bidang mata pelajaran, kepala bidang muatan lokal, penanggung jawab ekstrakurikuler, Komite Sekolah, serta unsur pendukung lainnya.
Menurut M. Soleh Aceng, S.H., M.H., selaku Kepala Madrasah, kegiatan ini merupakan bagian dari Standar Operasional Prosedur (SOP) tahunan dalam menyongsong tahun ajaran baru. "Kami memiliki prinsip: tuliskan apa yang akan dikerjakan, kerjakan apa yang ditulis, dan tulis apa yang sudah dikerjakan. Ini adalah siklus kerja seluruh unsur pendidikan di MA Al-Zaytun," tegasnya. Dengan sistem ini, lanjut beliau, pencapaian dapat diukur secara objektif karena seluruh proses tertuang dalam standar kerja yang jelas. “Kita bisa mengatakan berhasil atau belum dengan mengacu pada rencana kerja yang telah disusun,” tambahnya lugas.
Sub Bidang yang Sinergis: Dari Kurikulum hingga Humas
Sebelum rapat pleno pengesahan dokumen kerja, terlebih dahulu dilakukan pertemuan intensif di masing-masing sub bidang. Menurut Mahdi Sudrajat, S.T., Koordinator Humas MA Al-Zaytun, pembagian ini mengacu pada tugas pokok dan fungsi koordinator bidang, meliputi: kurikulum, sarana prasarana, kesiswaan, humas, bimbingan konseling (BK), dan perpustakaan.
Di bidang kurikulum yang dikoordinatori oleh Mohammad Nasir, S.Pd., M.Pd., pembahasan fokus pada penyusunan program pembelajaran dan pembuatan modul ajar untuk setiap mata pelajaran. Bidang sarana prasarana di bawah koordinasi Sudarmaji, S.Pd. merancang kebutuhan serta penganggaran sarana pendukung pembelajaran.
Sementara itu, bidang kesiswaan yang dipimpin oleh Hajar Agus Mulyadi, S.I.Kom. M.Si., menyusun program kegiatan santri di luar kelas termasuk ekstrakurikuler dan agenda kompetisi. Di sisi komunikasi dan publikasi, bidang humas yang dikoordinatori langsung oleh Mahdi Sudrajat, ST. menyusun strategi promosi dan dokumentasi setiap kegiatan madrasah.
Di bidang lain, Mira Dewi Susanti, S.Si., M.P., sebagai penanggung jawab BK, menyusun rencana layanan konseling serta bimbingan karir siswa. Tak ketinggalan, Drs. Sarjiman, M.Pd. dari bidang perpustakaan menyusun skema pengembangan literasi dan koleksi bahan bacaan pendukung pembelajaran. Semua program yang direncanakan dilengkapi Anggaran biayanya yang direkap bendahara Madrasah, Marlinda, S.Pd. MAP.
Semua hasil dari sub bidang ini, setelah melalui komunikasi lintas sektor, dikoordinasikan dengan pimpinan madrasah selanjutnya dipresentasikan dan disahkan dalam forum besar. Rapat pleno ini kemudian menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah (RKAM) tahun 2025-2026 sebagai dokumen resmi yang menjadi acuan seluruh civitas akademika selama satu tahun ke depan.
Spirit Pesantren, Sistem Modern: Menyatukan Nilai dan Efektivitas
Persiapan yang matang dan menyeluruh ini menjadi cerminan kesungguhan Al-Zaytun dalam membangun sistem pendidikan yang terstruktur, menyatu dalam satu gerakan bersama, dan tetap berakar kuat pada nilai-nilai pesantren.
Sebagaimana tagline "Pesantren Spirit but Modern System", Al-Zaytun memadukan jiwa pesantren kebersamaan, keteladanan, akhlak, dan etika—dengan sistem manajemen pendidikan modern yang profesional dan terukur. Modernitas bukan sekadar soal teknologi atau perangkat, tetapi tentang cara berpikir, perencanaan, dan pelaksanaan kerja.
Prinsip kerja di Al-Zaytun mengadopsi pendekatan SMART seperti yang dikemukakan oleh George T. Doran (1981), yakni Specific (jelas), Measurable (terukur), Achievable (terjangkau), Relevant (sesuai), dan Time-bound (terikat waktu). Ini menunjukkan bahwa kerja pendidikan di Al-Zaytun tidak hanya mengedepankan capaian, tetapi juga bertumpu pada nilai-nilai ilahiah.
“Setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban,” ujar salah satu peserta rapat, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW. Maka setiap perencanaan dan implementasi pendidikan menjadi bagian dari amanah yang harus dijalankan dengan penuh kesungguhan.
Epilog: Melangkah Bersama dalam Satu Irama
Rapat kerja bukanlah sekadar rutinitas administratif, tetapi menjadi langkah strategis yang penuh makna. Di dalamnya, tersimpan semangat kolaborasi, visi keumatan, dan tanggung jawab spiritual. Al-Zaytun mengajarkan bahwa pendidikan bukan hanya persoalan mentransfer ilmu, tetapi membangun peradaban yang berbasis nilai dan sistem yang berjalan sinergis. Ini merupakan bagian dari upaya menuju transformasi revolisioner pendidikan berasrama untuk mewujudkan Indonesia modern Abad XXI dan 100 tahun kemerdekaan Indonesia berbasis L-STEAM (Law, Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematic)
Dengan fondasi nilai pesantren dan strategi modern yang terukur, Madrasah Aliyah Al-Zaytun menunjukkan bahwa masa depan pendidikan adalah milik mereka yang berani merencanakan, bekerja cerdas, tuntas, dan bertanggung jawab atas setiap langkahnya.Disinilah pendidikan menjadi ladang amal. Di sinilah masa depan anak bangsa.