PEMILU
Tuesday, 17 June 2025

GREAT Institute: Lembaga Think Tank Baru Penopang Kebijakan Strategis Pemerintahan Prabowo

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Jakarta – Indonesia resmi memiliki lembaga think tank baru bernama GREAT Institute (Global Research on Economics, Advance Technology and Politics), yang digagas sejumlah pemikir dan cendekiawan nasional. Lembaga ini diposisikan sebagai mitra berpikir independen bagi Presiden Prabowo Subianto dalam merumuskan kebijakan strategis nasional, dengan pendekatan teknokratis dan berbasis data.

Peluncuran GREAT Institute menandai babak baru dalam tata kelola kebijakan publik Indonesia, di mana kebutuhan akan laboratorium gagasan yang objektif dan progresif semakin mendesak di tengah dinamika geopolitik global dan tantangan perubahan zaman. Lembaga ini diharapkan tidak hanya memperkuat kapasitas pengambilan keputusan negara, tetapi juga menjaga kesinambungan gagasan kebangsaan yang inklusif dan adaptif.

Laboratorium Kebijakan Berbasis Bukti

Dalam pernyataan resminya, GREAT Institute menegaskan komitmennya sebagai laboratorium gagasan yang memformulasikan kebijakan berbasis bukti dan analisis lintas disiplin. Fokus kajian meliputi isu-isu strategis seperti ketahanan nasional, transformasi ekonomi, diplomasi regional, hingga tantangan perubahan iklim. Lembaga ini juga menegaskan pentingnya integritas akademik, keterbukaan pada kritik, serta menjaga jarak dari kepentingan politik jangka pendek.

“GREAT Institute harus menjadi jangkar konseptual, bukan sekadar aksesoris politik. Kami hadir untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan melalui strategi yang teruji dan analisis yang mendalam,” ujar salah satu pendiri dalam peluncuran yang diliput berbagai media nasional, seperti Kompas dan Tempo.

Inspirasi dari Model Internasional

Kehadiran GREAT Institute mengadopsi tradisi think tank yang telah lama berkembang di negara-negara maju, seperti Brookings Institution di Amerika Serikat dan Chatham House di Inggris, yang dikenal sebagai mitra strategis pemerintah dalam penyusunan kebijakan berbasis riset. Indonesia sendiri pernah memiliki jejak historis dengan model serupa melalui CSIS Indonesia, yang pada masanya berperan penting dalam merumuskan kebijakan nasional.

Respons Global dan Dukungan Pakar Internasional

Inisiatif pembentukan GREAT Institute mendapat perhatian dari sejumlah pakar kebijakan internasional. Dr. Elizabeth C. Economy dari Council on Foreign Relations menilai kehadiran lembaga ini dapat membantu Indonesia merumuskan sikap strategis yang matang di tengah dinamika kawasan Indo-Pasifik. “Dengan tantangan global seperti perubahan iklim dan disrupsi teknologi, think tank seperti GREAT Institute sangat krusial untuk menopang kebijakan luar negeri dan domestik yang adaptif,” ujarnya, dikutip dari The Jakarta Post.

Senada, Prof. Rory Medcalf dari Australian National University menyebut, jika dijalankan secara konsisten dan terbuka, GREAT Institute berpeluang menjadi jembatan antara pemikiran domestik dan kebijakan regional, serupa peran Lowy Institute di Australia. Sementara itu, Dr. Shankari Sundararaman dari Jawaharlal Nehru University, India, menilai lembaga ini sebagai upaya Indonesia mengisi kekosongan wacana strategis berbasis publik dan memperkuat diplomasi intelektual di Asia Tenggara.

Menjaga Independensi dan Menolak Intervensi Politik

Meski menuai apresiasi, sejumlah pengamat mengingatkan pentingnya menjaga independensi dan akuntabilitas GREAT Institute agar tidak menjadi alat legitimasi pemerintah. “Independensi harus dibuktikan dengan keberanian menyuarakan hal yang tidak populer sekalipun. Reputasi lembaga ini akan diukur dari konsistensi produk pemikirannya,” ujar analis politik dari Universitas Indonesia. (Amri-untuk Indonesia)