Lognews201.com, Jakarta- Dibukanya pelatihan program Bantu Bidan Pelosok yang diselenggarakan Yayasan Dharma Bangsa Mandiri (YDBM) telah diresmikan oleh Bupati Kabupaten Alor Amon Djobo dan bekerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Alor, NTT. Bupati yang sudah menjabat dua periode ini dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan tersebut, mengingat tenaga bidan di Kabupaten Alor adalah garda terdepan kesehatan masyarakat
Dikutip dari RRI co.id,,Melalui keterangan tertulis yang diterima RRI, Selasa (7/6/22) Arman mengatakan bahwa pihak Pemerintah Daerah mendukung 100 persen kegiatan ini, mengingat daerahnya adalah daerah terpencil dan daerah yang memerlukan pelayanan-pelayanan dasar kesehatan. Oleh karena itu, kata Amon, dirinya mendukung bila ada pihak-pihak luar yang ingin membantu memberikan edukasi dan pelatihan bagi para Bidan di Kabupaten Alor.
"Mereka ini kan bidan-bidan yang punya pengalaman dan pengetahuan terbatas, oleh karenanya bila bidan-bidan kami mendapatkan pelatihan dari Yayasan Dharma Bangsa Mandiri itu sangat luar biasa, paling tidak mereka punya kemampuan dan kualitas, sehingga mereka bisa melayani masyarakat di ujung-ujung pulau untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, stunting juga pelayanan kesehatan yang lain," ujarnya.
Di Kabupaten Alor menurut Amon , kebutuhan akan tenaga kesehatan mencapai 200 hingga 300 orang. Tenaga Kesehatan dari CPNS pada tiap tahunnya menurutnya masih teramat kecil. Sementara dokter spesialis yang dibutuhkan mencapai 50 orang karena banyak tersebar di pulau-pulau. Belum lagi tenaga bidan dan perawat yang hingga kini kebutuhanya sekitar 400 orang. Amon menerangkan pemerintah saat ini menyiasati kekurangan tersebut dengan mengangkat tenaga kontrak yang mencapai 1000 orang setiap tahunnya. Dengan menggunakan Anggaran Pengadaan Belanja Daerah (APBD) yang sangat terbatas tenaga kontrak itu dibayar . Bagaimana cara membayangkan mereka hanya mendapat honor ada yang Rp 600 ribu, Rp 700 ribu, Rp 800 ribu, tidak sampai Rp 1 juta, jadi ada 1000 orang yang diangkat melalui SK Bupati, namun mereka juga ditempatkan di daerah-daerah yang cukup sulit.Karena angkanya masih terlalu kecil, Amon berharap adanya pengangkatan tenaga kesehatan di Kabupaten Alor,Karena saat ini honor tenaga kontrak para tenaga kesehatan juga sudah membebani APBD.
"Bayangkan saja Rp 8 miliar harus kita alokasikan setiap tahunnya, " tukas Amon. Lebih lanjut Amon juga menjelaskan tentang angka Stunting di Kabupaten Alor. Menurutnya angka stunting di Kabupaten Alor terbilang masih terkendali.
Sejauh ini Kabupaten Alor berada di urutan ke 18. Dari 25 persen angka stunting di Kabupaten Alor saat ini turun menjadi 20 persen, dan target tahun depan ke angka 15 persen. "Jadi untuk tahun depan mulai masuk program makanan bergizi, pendampingan dan sosialisasi tentang kesehatan," ungkapnya.
Amon juga menyebut terkait fasilitas kesehatan di wilayahnya,saat ini Kabupaten Alor memiliki satu Rumah Sakit Umum Daerah dengan kapasitas 250 tempat tidur. Menurut Amon bahwa idealnya Kabupaten Alor itu harus memiliki dua Rumah Sakit. layanan kesehatan diantaranya RSUD dan RS bergerak. Namun karena di wilayahnya kepulauan, keberadaan Puskesmas juga sangat membantu.(Dunkz)