Monday, 11 August 2025

Obat Pencegah HIV Baru Direkomendasikan WHO, Cukup Disuntik 2 Kali per Tahun

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi merekomendasikan penggunaan obat pencegahan HIV terbaru, lenacapavir, untuk kelompok berisiko tinggi. Obat ini hanya perlu disuntikkan dua kali dalam setahun dan terbukti efektif secara signifikan dalam mencegah infeksi HIV.

Rekomendasi ini menyusul persetujuan dari US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) terhadap penggunaan lenacapavir. Dalam uji coba, lenacapavir menunjukkan perlindungan hampir menyeluruh terhadap HIV bagi mereka yang mendapat suntikan dua kali setahun.

"Rekomendasi baru ini dirancang untuk penggunaan di dunia nyata. WHO bekerja sama erat dengan negara-negara dan mitra untuk mendukung implementasinya," ujar Dr. Meg Doherty, Direktur Departemen Program Global HIV, Hepatitis, dan Infeksi Menular Seksual WHO, dikutip dari CNN, Selasa (15/7/2025).

"Rekomendasi pertama adalah dalam suntikan jangka panjang, lenacapavir harus ditawarkan sebagai pilihan pencegahan tambahan bagi orang yang berisiko terinfeksi HIV dan sebagai bagian dari pencegahan kombinasi. Dengan demikian, kami menyebutnya rekomendasi kuat dengan tingkat kepastian bukti sedang hingga tinggi," kata Doherty.

HIV umumnya menyebar melalui hubungan seksual tanpa pengaman atau berbagi jarum suntik, dan menyerang sistem kekebalan tubuh. Tanpa pengobatan, HIV dapat berkembang menjadi AIDS. WHO mencatat bahwa sekitar 40 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV hingga akhir 2023.

Meski efektivitas lenacapavir menjanjikan, tantangan terbesar terletak pada ketersediaan dana global untuk pencegahan. Saat ini, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara yang telah menyetujui lenacapavir untuk pencegahan HIV, dengan harga mencapai USD 28.218 atau sekitar Rp 400 juta. Angka ini setara dengan biaya obat pencegahan lainnya, menurut keterangan perusahaan farmasi Gilead.

"Lenacapavir dapat mengubah arah epidemi HIV secara fundamental, tetapi hanya jika menjangkau orang-orang yang paling membutuhkannya," kata Peter Sands, Direktur Eksekutif Global Fund, dalam siaran pers.

"Ambisi kami adalah menjangkau 2 juta orang yang saat ini sudah melakukan pengobatan jangka panjang. Tetapi kami hanya dapat melakukannya jika dunia meningkatkan sumber daya yang dibutuhkan. Ini adalah momen penting," sorotnya.

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis pada Kamis lalu juga memperingatkan bahwa jutaan orang berisiko meninggal akibat HIV pada 2029 jika pendanaan internasional untuk program pencegahan HIV tidak dipulihkan.

Di antara 60 negara berpenghasilan rendah dan menengah yang menjadi fokus laporan, sebanyak 25 negara menyatakan akan meningkatkan anggaran domestik mereka untuk program HIV tahun depan. Namun, upaya ini dinilai belum cukup untuk menggantikan skala dukungan internasional yang selama ini mereka andalkan.

(Sahil untuk Indonesia)