lognews.co.id-Menunda pekerjaan atau dikenal dengan istilah prokrastinasi sering dianggap hal biasa, terutama di kalangan pelajar, mahasiswa, maupun pekerja kantoran. Namun, di balik kebiasaan yang tampak sepele ini, terdapat dampak serius yang bisa memengaruhi kondisi psikologis seseorang.
Prokrastinasi Bukan Sekadar Malas
Berbeda dengan kemalasan biasa, prokrastinasi merupakan kecenderungan untuk menghindari tugas penting dengan cara menunda atau mengalihkan perhatian pada aktivitas yang kurang relevan. Menurut sejumlah studi psikologi, prokrastinasi sering kali berkaitan dengan kecemasan, perfeksionisme, atau rasa takut gagal.
Penundaan yang terus-menerus bisa memicu rasa bersalah, stres, hingga tekanan mental berkepanjangan. Ketika seseorang menyadari bahwa waktunya habis hanya untuk menunda, muncul perasaan tidak produktif yang kemudian berdampak pada penurunan harga diri.
Efek Psikologis yang Tidak Disadari
Penelitian dari Association for Psychological Science menyebutkan bahwa prokrastinasi kronis dapat memicu depresi ringan hingga sedang, kecemasan sosial, bahkan gangguan tidur. Proses menunda menyebabkan otak melepaskan rasa lega sesaat, namun efek jangka panjangnya bisa merusak ritme hidup dan kestabilan emosi.
“Semakin sering menunda, semakin besar beban psikologis yang dirasakan,” ujar para peneliti. Apalagi ketika deadline semakin dekat, tubuh akan merespons dengan detak jantung lebih cepat, tegang, dan sulit berkonsentrasi.
Langkah Mengatasi Prokrastinasi
Untuk menghindari dampak negatif dari prokrastinasi, beberapa langkah berikut dapat dilakukan:
1. Pecah Tugas Jadi Bagian Kecil: Pekerjaan besar sering membuat seseorang merasa kewalahan. Pecah menjadi bagian kecil akan membuatnya lebih mudah ditangani.
2. Gunakan Teknik Waktu: Teknik seperti Pomodoro (25 menit kerja, 5 menit istirahat) terbukti efektif meningkatkan fokus dan mengurangi tekanan.
3. Hindari Gangguan: Matikan notifikasi, tutup tab media sosial, dan ciptakan ruang kerja yang tenang.
4. Beri Self-Rewards: Setiap menyelesaikan tugas kecil, beri penghargaan kecil seperti camilan atau waktu istirahat ekstra.
5. Refleksi dan Evaluasi: Coba pahami penyebab kebiasaan menunda dan temukan solusi yang sesuai dengan gaya hidup.
Menunda pekerjaan bukan hanya soal manajemen waktu, tapi juga berkaitan erat dengan kesehatan mental. Dengan mengenali penyebab dan dampaknya sejak dini, serta membentuk kebiasaan produktif, seseorang bisa menjalani hidup yang lebih seimbang dan sehat. Ingat, produktivitas tidak harus sempurna, yang penting adalah konsistensi dalam bergerak maju. (Sahil untuk Indonesia)