PEMILU
الأربعاء، 11 حزيران/يونيو 2025

20 Dealer BYD di Shandong China Tutup Akibat Krisis Operasional, Ribuan Konsumen Terdampak

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

lognews.co.id, Tiongkok – Sebanyak 20 dealer 4S (Sales, Service, Spare Part, dan Survey) dari Shandong Qiancheng Holdings Co., Ltd., yang merupakan jaringan dealer utama kendaraan BYD di Provinsi Shandong, China, terpaksa ditutup sejak April 2025 akibat krisis operasional yang parah. Penutupan ini mengakibatkan ruang pamer BYD di dealer-dealer tersebut kini kosong dan tidak lagi memajang kendaraan.

Jinan Qiansheng, yang dulunya dikenal sebagai dealer flagship nomor satu BYD di Greater China, kini menjadi sorotan karena kebangkrutan yang melanda perusahaan tersebut. Dealer ini kini hampir kosong, hanya menyisakan dua staf di lokasi.

Krisis ini langsung berdampak pada lebih dari seribu konsumen yang telah membayar di muka untuk berbagai layanan, seperti paket “asuransi bersama tiga tahun”, rencana perawatan, pewarnaan kaca jendela, perlindungan rangka, dan layanan perawatan seumur hidup yang dijanjikan oleh dealer. Banyak konsumen yang kemudian membentuk kelompok perlindungan hak guna mencari solusi secara kolektif.

Shandong Qiancheng Holdings didirikan pada 2014 dan dengan cepat menjadi mitra strategis utama BYD di Shandong, mengoperasikan lebih dari 20 dealer dan ruang pamer dengan penjualan tahunan mencapai 3 miliar yuan (sekitar 420 juta USD) dan mempekerjakan lebih dari 1.200 staf.

Pada April 2024, Ketua BYD Wang Chuanfu sempat mengunjungi grup Qiancheng di Jinan sebagai bentuk pengakuan atas status mereka sebagai dealer inti BYD. Namun, sejak April 2025, dealer-dealer tersebut mulai menutup operasinya secara tiba-tiba.

Beberapa mantan karyawan mengungkap bahwa perusahaan mulai menunda pembayaran gaji sejak 2024, bahkan ada yang tidak dibayar hingga enam bulan. BYD sendiri menyatakan bahwa krisis ini disebabkan oleh masalah manajemen internal dealer dan ekspansi yang terlalu agresif dengan mengandalkan utang, bukan karena perubahan kebijakan dealer dari BYD.

Sementara itu, dokumen internal Qiancheng menyebutkan bahwa penyesuaian kebijakan dealer BYD dalam dua tahun terakhir memberikan tekanan besar pada pengelolaan arus kas mereka, ditambah kondisi eksternal yang memburuk dan kebijakan pembiayaan bank yang konservatif.

Krisis ini juga menimbulkan ketidakpastian bagi konsumen yang telah membayar di muka, terutama terkait pengembalian premi asuransi tahun kedua dan ketiga yang belum diterima, sementara dealer sudah ditinggalkan.

BYD menyatakan tetap memberikan dukungan kepada Qiancheng dan menegaskan bahwa kebijakan mereka terhadap dealer tetap konsisten dan stabil.

Penutupan jaringan dealer BYD di Shandong ini mencerminkan tekanan besar yang dihadapi industri otomotif China, dealer-dealer yang bergantung pada model tradisional kini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan operasional dan layanan purna jual. (Amri-untuk Indonesia)