PEMILU
الأحد، 15 حزيران/يونيو 2025

Idul Adha di Al-Zaytun: Dari Momen Spiritualitas Menuju Revolusi Pendidikan dan Cinta Kemanusiaan

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

Oleh Ali Aminulloh

lognews.co.id, Indonesia - Setiap datangnya Idul Adha, suasana di Al-Zaytun senantiasa menyimpan kerinduan mendalam. Tak hanya sebagai momen ibadah, namun juga ruang inspirasi bagi para civitas akademika, wali santri, dan masyarakat luas. Sejak jauh hari, perayaan ini ditunggu-tunggu. Sebab, dalam setiap khutbah Idul Adha, Syaykh Al-Zaytun selalu menyampaikan gagasan yang segar, menggugah, dan membangkitkan kesadaran.

Pada tahun 1446 Hijriah ini, khutbah beliau mengambil arah yang menggugah sekaligus membangkitkan harapan: pentingnya melakukan transformasi revolusioner dalam dunia pendidikan Indonesia. Di hadapan ribuan jamaah Shalat Id Adha yang memadati  Masjid Rahmatan Lil Alamin, Syaykh menyerukan ajakan untuk mencurahkan pikiran, tenaga, dan potensi demi membuktikan bakti kepada negeri melalui pendidikan yang bermartabat.

“Idul Qurban ini bukan hanya tentang menyembelih hewan. Tapi tentang menyembelih ego kita, dan mempersembahkan segenap potensi kita bagi pembangunan bangsa, inilah pesan yang ditangkap dari hari raya Qurban.

Ribuan Wali Santri Hadir, Menyatukan Cinta dan Doa

Tak kurang dari seribu orang wali santri hadir tahun ini, datang dari berbagai berbagai daerah. Mereka tak hanya mengikuti shalat berjamaah, tapi juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menengok dan menyemangati putra-putri tercinta yang menuntut ilmu di Ma’had Al-Zaytun.

Kebersamaan ini menjadi penguat ikatan emosional antara keluarga dan lembaga pendidikan. Momentum yang langka, sekaligus penuh makna — tempat haru, doa, dan harapan menyatu dalam takbir dan gema cinta untuk anak-anak yang sedang dibina menjadi generasi pembaru.

Distribusi Hewan Qurban: Menyentuh Lebih dari Enam Ribu Jiwa

Tak hanya jamaah yang hadir merasakan kemuliaan Idul Adha. Masyarakat sekitar pun turut merasakannya melalui program Bakti Udhiyah Ma’had Al-Zaytun. Tahun ini, sebanyak 191 hewan qurban disembelih, terdiri dari 32 sapi, 38 kambing, dan 121 domba.

Distribusi daging qurban menyasar 6.081 penerima manfaat, dengan rincian 3.816 menerima paket lengkap berisi 1,8 kg daging segar dan 5 kg beras, sementara 2265 orang menerima daging saja. Distribusi ini menjangkau berbagai lapisan masyarakat — dari warga sekitar kampus hingga komunitas-komunitas petani dan buruh.

Lebih dari sekadar pembagian, ini adalah manifestasi cinta dan solidaritas sosial. Suatu bentuk kehadiran nyata Al-Zaytun di tengah masyarakat yang tengah menghadapi kesulitan hidup.

WhatsApp Image 2025 06 06 at 08.06.43

Qurban Dikirim Hidup ke Daerah, Bersama Masyarakat Menyembelihnya

Yang menarik, beberapa hewan qurban dikirim dalam keadaan hidup ke daerah-daerah seperti Gresik (Jawa Timur), Menes (Banten), Lembang (Bandung), Cipatujah (Tasikmalaya), dan Gandul (Depok). Di sana, qurban disembelih bersama masyarakat, mempererat ikatan ukhuwah dan kepercayaan antara Ma’had dan masyarakat.

Gresik: 2 sapi untuk 604 penerima

Menes-Banten: 1 sapi untuk 267 penerima

Gandul-Depok: 4 kambing untuk 28 penerima

Lembang-Bandung: 7 kambing untuk 139 penerima

Cipatujah-Tasikmalaya: 3 kambing untuk 121 penerima

Sementara itu, hewan yang disembelih di kampus diproses di RPH Al-Zaytun oleh personel bersertifikat, dengan memegang teguh etika penyembelihan sesuai tuntunan Rasulullah: "Idza dhabbahtum fa ahsinu ad-dhibhah" — jika kalian menyembelih, maka lakukanlah dengan cara terbaik.

Hewan-hewan ditempatkan di ruang tenang sebelum disembelih agar tidak stres. Proses stunning dilakukan untuk meminimalkan rasa sakit. Penyembelihan dilakukan dengan penuh kasih, ketertiban, dan adab, nilai-nilai yang ditanamkan oleh Syaykh Al-Zaytun.

Dari Pelajar Hingga Guru, Semua Turut Berkhidmat

Selepas penyembelihan, proses pengulitan, pencacahan, pemisahan bagian tubuh hewan, hingga pengemasan dilakukan secara gotong royong oleh pelajar, guru, dan karyawan. Inilah momen pendidikan spiritual yang nyata, di mana ilmu, amal, dan adab berpadu dalam satu gerakan kolektif.

WhatsApp Image 2025 06 06 at 08.06.42

Distribusi dilakukan selama empat hari:

Hari pertama (6 Juni 2025): Untuk anggota JKI dan P3KPI di wilayah kampus seperti Gantar, Haurgeulis, Kroya, Gabus Wetan, dan Anjatan.

JKI: 893 orang

P3KPI: 1.041 orang

Buruh tani dan tokoh masyarakat: 174 orang

Hari kedua (7 Juni 2025): Untuk JKI di Indramayu (482 orang), Kota/Kab. Cirebon (244 orang), dan 916 karyawan Al-Zaytun.

Hari ketiga (8 Juni 2025): Untuk guru, dosen, dan rekanan Mahad Al Zaytunsebanyak 1.015 penerima

Hari keempat (9 Juni 2025): Untuk masyarakat mustahik di Jakarta dan Depok.

Menghidupkan Nilai Taqwa dengan Cinta dan Kepedulian

Di tengah ketidakpastian ekonomi dan keresahan sosial, Ma’had Al-Zaytun hadir bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tapi juga sebagai sumber penguatan spiritual, sosial, dan ekonomi masyarakat. Semua yang dilakukan ini, menurut Syaykh, adalah bagian dari implementasi taqwa, sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 134:

 "Orang-orang yang berinfak, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, yang menahan amarahnya, dan memaafkan orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."

Inilah esensi dari setiap tetes darah qurban yang mengalir di Al-Zaytun: keteguhan dalam kebaikan, meski dalam kesempitan; keikhlasan dalam memberi, meski tanpa pamrih.

Idul Adha di Al-Zaytun bukan sekadar ritual. Ia menjadi gerakan nilai, tempat cinta, ilmu, dan kemanusiaan bertemu, membentuk peradaban baru yang lebih mulia.