lognews.co.id, Kediri – Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan komitmen serius pemerintah dalam upaya mencapai swasembada gula nasional sekaligus memperkuat ketahanan energi berbasis bioetanol pada Selasa (15/06/25) di Pabrik Gula Pesantren Baru, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Agenda ini dirancang untuk memperkuat sinergi antara petani tebu dan industri gula BUMN sekaligus menyampaikan strategi nasional menuju swasembada gula dan energi.
Dalam sambutannya, Amran mengapresiasi dukungan dari Holding PTPN III (Persero) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) serta menyoroti peran penting kedua BUMN dalam membangun sinergi antara petani tebu dan pelaku industri gula nasional. Ia menyebutkan, sesuai Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2023, pemerintah menargetkan swasembada gula konsumsi tercapai pada 2028 dan swasembada gula nasional serta pengembangan bioetanol di tahun 2030. Untuk itu, Mentan menekankan target produksi gula nasional mencapai 5 juta ton pada 2027.
“Kami butuh sinergi penuh antara petani, industri, serta pemerintah pusat dan daerah. Langkah nyata sudah kami siapkan: intensifikasi, ekstensifikasi, pembangunan infrastruktur hingga penyesuaian kebijakan berpihak pada petani tebu,” tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Abdul Roni merinci strategi mendorong produksi gula nasional, antara lain intensifikasi bongkar ratoon di lahan tebu rakyat, penggunaan benih unggul, perbaikan sistem irigasi, dan pemupukan yang tepat sasaran. Untuk ekstensifikasi, pemerintah menargetkan perluasan lahan tebu inti dan plasma, serta membangun dan mereaktivasi pabrik gula di dalam dan luar Jawa. Pemerintah juga mengupayakan deregulasi industri gula, relaksasi Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan pengembalian subsidi pupuk ZA guna mendukung petani tebu.
Secara khusus di Kabupaten Kediri, PT SGN mengoperasikan tiga pabrik gula utama, yakni PG Meritjan, PG Pesantren Baru, dan PG Ngadirejo, dengan PG Ngadirejo tercatat sebagai pabrik gula terbesar dari sisi produksi. Kabupaten Kediri sendiri dipilih sebagai lokasi kegiatan karena merupakan sentra produksi tebu nasional.
Andi Amran menambahkan, komitmen mempercepat swasembada gula mendapat dukungan penuh pemerintah pusat, BUMN, dan ribuan petani. Empat solusi konkret diusung untuk peningkatan produktivitas tebu, yaitu: akses pembiayaan KUR bunga rendah, subsidi benih dan jaminan harga pokok petani, perbaikan distribusi pupuk subsidi, serta penindakan tegas pengecer pupuk nakal. Upaya ini juga merespons aspirasi lapangan dan bertujuan mendorong peningkatan kesejahteraan petani tebu di seluruh Indonesia.
Pemerintah meyakini melalui sinergi dan strategi komprehensif, Indonesia dapat segera mencapai swasembada gula nasional sekaligus meningkatkan ketahanan energi berbasis bioetanol, sebagai bagian dari visi kemandirian dan ketahanan pangan nasional.
(Amri-untuk Indonesia)