lognews.co.id, - Jepang dikenal sebagai negara dengan budaya dan filosofi hidup yang mendalam, yang terbukti mampu membawa ketenangan, kehormatan, kesadaran, serta penerimaan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak prinsip hidup orang Jepang yang bisa dijadikan inspirasi agar hidup terasa lebih bermakna, bahagia, dan sehat. Beberapa di antaranya bahkan menjadi rahasia panjang umur masyarakatnya.
Berikut ini sepuluh filosofi hidup khas Jepang yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
Ikigai – Menemukan Tujuan Hidup
Ikigai merujuk pada alasan utama seseorang untuk menjalani hidup. Konsep ini mendorong kita menemukan sesuatu yang kita sukai, kuasai, dibutuhkan oleh dunia, dan idealnya bisa memberi imbal balik secara finansial. Ikigai adalah kunci untuk hidup yang bermakna dan memotivasi kita bangun setiap pagi.
Oubaitori – Tidak Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Istilah oubaitori berasal dari empat jenis pohon berbunga di Jepang: ceri, plum, persik, dan aprikot. Masing-masing mekar dengan caranya sendiri, yang menggambarkan bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Konsep ini mengajarkan kita untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain dan bersyukur atas proses kita sendiri.
Kaizen – Terus Berkembang dan Memperbaiki Diri
Kaizen adalah filosofi yang menekankan perbaikan secara bertahap dan konsisten dalam berbagai aspek kehidupan. Baik dalam dunia kerja maupun kehidupan pribadi, prinsip ini mendorong kita untuk selalu mencari cara agar lebih efisien dan berkembang setiap hari.
Wabi-Sabi – Menerima Ketidaksempurnaan
Wabi-sabi adalah seni menghargai ketidaksempurnaan dan perubahan sebagai bagian dari keindahan. Dalam kehidupan, konsep ini mengajarkan kita untuk menerima kekurangan dengan lapang dada, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Mottainai – Menghargai Apa yang Dimiliki
Mottainai mendorong kesadaran untuk tidak menyia-nyiakan apa pun. Setiap barang, waktu, dan sumber daya memiliki nilai, sehingga kita diajak untuk menghormati dan menggunakannya secara bijak. Ini juga mencakup semangat untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang.
Kintsugi – Menjadikan Luka sebagai Bagian dari Keindahan
Kintsugi adalah seni memperbaiki keramik yang pecah dengan emas atau perak. Filosofi ini mengajarkan bahwa luka dan kekurangan adalah bagian dari kisah kita, dan bisa menjadi hal yang memperindah, bukan memperburuk. Kintsugi mengajak kita berdamai dengan masa lalu dan bangga dengan proses penyembuhan.
Gaman – Tegar dan Bermartabat Saat Diuji
Gaman adalah konsep yang berkaitan dengan kesabaran, ketabahan, dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan. Dalam ajaran Zen Buddhisme, Gaman menunjukkan kedewasaan emosional dan kemampuan untuk tetap tenang di tengah tekanan.
Shikata ga nai – Menerima Hal yang Tak Bisa Diubah
Frasa ini berarti “memang sudah jalannya” atau “tidak bisa dihindari.” Konsep ini mengajarkan kita untuk menerima kenyataan yang tidak dapat diubah dan melanjutkan hidup dengan lapang dada. Ini adalah bentuk penerimaan dan kekuatan untuk terus melangkah ke depan.
Yuugen – Menghargai Keindahan yang Tak Terungkap
Yuugen merujuk pada kesadaran akan keindahan yang dalam dan tak dapat sepenuhnya dijelaskan dengan kata-kata. Ini adalah bentuk penghargaan terhadap hal-hal kecil, keheningan, dan misteri kehidupan yang menenangkan.
Mono no Aware – Kesadaran akan Ketidakkekalan
Konsep ini menggambarkan rasa haru atau empati terhadap segala hal yang bersifat sementara. Kesedihan yang halus ini membuat kita lebih menghargai momen, orang-orang terdekat, dan segala hal yang mungkin akan berlalu.
Filosofi-filosofi ini bukan hanya dapat menjadi panduan dalam menjalani hidup yang lebih baik, tetapi juga membantu kita dalam proses penyembuhan diri dan menjaga kesehatan mental. Yuk, coba terapkan satu per satu untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan dari dalam diri sendiri! (sahil untuk Indonesia)