PEMILU
Sunday, 15 June 2025

Khutbah Idul Adha 1446 H, Syaykh Al-Zaytun Panji Gumilang: "Al-Zaytun Masuk ke Masyarakat 6.0"

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Indonesia – Dalam momen Hari Raya Idul Adha tahun ini, Syaykh menyampaikan khutbah yang tidak hanyar ritual, tetapi juga sarat dengan visi besar tentang masa depan pendidikan Indonesia. Dengan tema “Transformasi Revolusioner Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Modern Abad 21 dalam Usia 100 Tahun Kemerdekaan”, khutbah ini menjadi refleksi mendalam mengenai pentingnya pembangunan bangsa melalui jalur pendidikan.

Syaykh menggarisbawahi bahwa belum banyak pihak yang secara mendalam dan merinci bagaimana menyelamatkan negara ini dari berbagai sisi, terutama melalui sektor pendidikan.Meskipun banyak yang menyebut pendidikan sebagai jalan utama, namun belum banyak yang mampu mendetailkan program pendidikan sebagai stempel budaya tinggi dan fondasi kemajuan bangsa.

Indonesia tengah menuju Indonesia Emas 2045, tetapi roadmap yang tersedia dinilai belum bisa menggambarkan tujuan, tanpa peta yang jelas, arah perjalanan bangsa bisa saja menyesatkan. Karena itu, khutbah ini sekaligus menjadi panggilan untuk membangun sistem pendidikan yang benar-benar mampu menjawab tantangan abad ke-21 dan menjadi bagian dari transformasi sosial menyeluruh.

Dalam kesempatan ini pula, Syaykh menyampaikan hasil pendistribusian qurban tahun ini. Sebanyak 5.962 paket qurban disalurkan ke berbagai wilayah, termasuk Indramayu, Cirebon, Jawa Timur (sampai Gresik), Banten, Pandeglang (terutama Menes), dan Jawa Barat (hingga Bandung). Hewan qurban yang dihimpun terdiri dari 35 sapi, 52 kambing, dan 124 domba, dengan total penerima manfaat mencapai 3.816 orang. Selain itu, 19 ton 80 kilogram beras juga dibagikan, masing-masing penerima rata-rata mendapatkan 1,8 kg daging dan 5 kg beras.

Syaykh menyampaikan kritik bahwa sistem pendidikan nasional saat ini masih belum mampu menjawab tantangan global secara menyeluruh. Beberapa kelemahan yang disoroti antara lain:
1. Kualitas pendidikan yang belum merata, dengan disparitas yang mencolok antara daerah perkotaan dan daerah pelosok.
2. Minimnya integrasi kurikulum dengan kebutuhan dunia industri dan global.
3. Kurikulum yang terlalu teoritis dan kurang aplikatif di lapangan.
4. Kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai serta belum terbentuknya model pendidikan karakter yang inovatif dan berdaya saing tinggi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Syaykh mengusulkan sebuah sistem pendidikan baru yang disebut "Novum Gradum", sebuah paradigma pendidikan revolusioner berbasis STEAM—Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics—yang juga menanamkan nilai-nilai karakter dan tanggung jawab sosial.

Dalam khutbahnya, Syaykh juga menyinggung pemikiran para filsuf klasik seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates menekankan pentingnya pendidikan dialogis berbasis pertanyaan dan pemikiran kritis. Plato mengusulkan jenjang pendidikan yang sistematis dengan pembentukan karakter sejak dini, sementara Aristoteles menekankan pentingnya pengalaman nyata dalam proses belajar.

Kurikulum berbasis "LSTEAM" tidak hanya menjawab kebutuhan teknologi, tetapi juga membangun keadilan (law), ilmu pengetahuan kritis (science), inovasi teknologi (engineering), ekspresi emosional (art), serta logika dan analisis kehidupan (mathematic).

Gagasan revolusioner ini juga meliputi pengembangan pendidikan berasrama secara nasional di 500 daerah dengan luas lahan pendidikan berasrama terladu dalam aatu ekosistem pendidikan yang tidak terputus dengan lahan 3.000 hektare per lokasi. Di dalam asrama tersebut, siswa akan mendapatkan pendidikan modern, praktik teknologi dan laboratorium pendukung, serta sistem pertanian mandiri sebagai wahana praktik langsung dan ketahanan pangan.

Pendidikan yang dibangun oleh pemerintah ini oleh Syaykh didetailkan bisa rampung dalam 5 tahun dengan fokus anggaran sebesar 30% untuk pendidikan atau diperbesar menjadi 50%.

Syaykh menyatakan bahwa ini adalah langkah konkret untuk menjawab tantangan masyarakat 4.0 menuju masyarakat 6.0, melalui doa Idul Adha Syaykh bertekad kuat bahwa dengan cara radikal dan perubahan mendasar terhadap sistem pendidikan melalui revolusi pendidikan abad 21 dan Novum Gradum masyarakat 6.0 bisa terwujud dan anak bangsa bisa bersaing dengan bangsa lainnya.

Doa Syaykh yang dipanjatkan kepada tuhan yang maha esa diantaranya: "Kita akan melihat Indonesia akan berubah Allahuakbar, menjadi negara yang sejajar dengan global. Masyarakat inovatif berdaya saing hanya dengan 20 tahun kita bisa sejajar, dan dengan bangsa yang menjadi pemimpin berpendididkan tinggi juga beretika, luar biasa" doa Syaykh didepan pelajar dan civitas Ma'had Al-Zaytun.

Mengakhiri khutbahnya, Syaykh menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kaya dan tidak perlu takut untuk membangun pendidikan unggul demi menyongsong masa depan yang sejajar dengan bangsa-bangsa besar dunia. Visi 2045 bukan mimpi jika dijalankan dengan tekad dan strategi nyata.

"Apapun yang diinginkan oleh negara, kita akan sambut. Maha Besar Allah dan segala puji hanya kepada-Nya," tutup Syaykh.

Khutbah ini sekaligus menjadi materi pelatihan pendidik revolusi pendidikan abad 21 dan refleksi nasional dalam menyambut tantangan global dengan kesiapan pendidikan yang tinggi dan revolusioner. (Umar/Amri untuk Indonesia)