lognews.co.id, Indramayu - Sebanyak 32 bhiksu Thudong tiba di perbatasan Kabupaten Indramayu–Subang dalam perjalanan suci menuju Candi Borobudur sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Trisuci Waisak.

Rombongan biksu tersebut melintas Jembatan Sewo dan masuk ke wilayah Indramayu sekitar pukul 08.00 WIB pada Kamis (24/4/2025) kemudian akan singgah dahulu dan menginap di Jembatan Timbang Losarang. Kemudian esok harinya dilanjut singgah ke Vihara Budi Asih Jatibarang.

Para bhiksu memulai perjalanan dari Nakhon Si Thammarat, Thailand, sejak 23 Maret, melintasi Malaysia dan Singapura, lalu menyeberang ke Indonesia melalui Batam, sebelum melanjutkan perjalanan darat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Candi Borobudur di Magelang.

Tradisi Thudong adalah ritual berjalan kaki sekitar 25–30 km per hari, hanya makan sekali sehari, dan beristirahat di tempat seadanya, bertujuan melatih kesabaran, ketekunan, dan spiritualitas, sekaligus sebagai penghormatan kepada Sang Buddha.

Di setiap wilayah yang dilalui, termasuk Indramayu, masyarakat menyambut para bhiksu dengan antusias. Warga menyalami, memberikan makanan, minuman, serta tempat beristirahat bagi para bhiksu di sepanjang jalur perjalanan.

Setelah melewati Pamanukan, Subang, para bhiksu melanjutkan perjalanan ke Indramayu dan direncanakan bermalam di pos jembatan timbang Losarang sebelum melanjutkan ke Cirebon, Tegal, hingga akhirnya tiba di Magelang untuk merayakan Waisak di Candi Borobudur, yang menjadi pusat perayaan umat Buddha di Indonesia.

Sesampainya di Borobudur, para bhiksu melakukan ritual pradaksina, yakni mengelilingi candi sebanyak tiga kali sebagai bentuk penghormatan dan meditasi

Disambut oleh masyarakat lintas agama, tradisi Thudong menegaskan nilai-nilai kebersamaan dan saling menghormati di Indonesia menjadi simbol ketekunan spiritual dan inspirasi bagi masyarakat luas, sekaligus memperkuat kerukunan antarumat beragama. (Amri-untuk Indonesia)