PEMILU
Wednesday, 21 May 2025

Warga Evakuasi dengan Ban Bekas Seorang Ibu yang Melahirkan Saat Banjir Samarinda

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Samarinda – Banjir besar disertai tanah longsor yang melanda Kota Samarinda sejak Senin (12/5) menyebabkan ribuan warga terdampak, menelan korban jiwa, dan memicu berbagai kejadian darurat. Salah satunya adalah kisah Ibu Antonius yang melahirkan saat banjir melanda Perumahan Loa Janan Indah (13/5/’25).

Warga setempat secara bergotong royong menunjukkan kreativitas dengan memanfaatkan papan kayu dan ban bekas sebagai alat evakuasi darurat untuk membawa ibu yang mengalami kontraksi dan melahirkan ini ke rumah sakit.

Diiringi keluarganya, ibu ini perlahan-lahan dievakuasi melewati genangan air sambil tubuhnya ditutupi kain batik dan dipayungi dari teriknya matahari.

Dari pantauan Rudi, kontributor lognews mengatakan dihari ke dua bencana banjir di Perumahan Loa Janan Indah mencapai ketinggian banjir hampir sepinggang orang dewasa.

Diketahui, Wali Kota dan BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, melakukan evakuasi mandiri jika memungkinkan, serta melapor ke posko bantuan. Mereka juga mengingatkan agar warga tidak kembali ke lokasi rawan longsor sebelum dinyatakan aman.

Kepala Pelaksana BPBD Samarinda, Suwarso, menyatakan bahwa proses evakuasi sangat sulit karena kondisi tanah yang labil dan medan yang curam. Setidaknya terdapat lima kecamatan di Samarinda yang terdampak banjir, dengan ribuan jiwa terdampak dan ratusan rumah terendam. Di kawasan Belimau, Kelurahan Lempake, terjadi tanah longsor yang menimbun empat rumah dan menewaskan empat orang.
Suwarso mengonfirmasi bahwa dua korban terakhir, Nurul Sakira (17) dan Fitri (14), ditemukan meninggal dunia pada Selasa (13/5) di dalam satu kamar rumah yang tertimbun longsor. Sebelumnya, dua korban lainnya, Hamdana (50) dan Nasrul (24), ditemukan pada Senin (12/5).

Hingga kini, tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Samarinda, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan masih bekerja keras mengevakuasi korban.
(Amri untuk Indonesia)