lognews.co.id, Jakarta– Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) resmi meluncurkan program School to Work Transition yang dirancang untuk menekan angka pengangguran di kalangan muda, khususnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Program ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam menyelaraskan dunia pendidikan dengan kebutuhan industri yang terus berkembang, terutama di bidang teknologi dan digitalisasi.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menjelaskan, program ini merupakan integrasi pelatihan dan pemagangan berskala nasional yang akan dilaksanakan secara masif dengan skema hybrid. Pelaksanaan program akan diorkestrasi melalui 303 Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah dan 2.421 Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta di seluruh Indonesia.
“Program School to Work Transition ini kami tujukan untuk menekan pengangguran muda yang saat ini paling tinggi di kelompok usia 19–24 tahun, terutama lulusan SMK yang memiliki proporsi pengangguran terbesar dibanding jenjang pendidikan lain,” ujar Yassierli dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (5/5).
Yassierli menegaskan bahwa program ini juga bertujuan mengatasi mismatch antara jurusan pendidikan dengan kebutuhan industri, di mana beberapa jurusan SMK memiliki tingkat pengangguran di atas rata-rata. Fokus utama pelatihan meliputi pengembangan kompetensi masa depan seperti elektronika industri, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), serta keterampilan lunak (soft skills), bahasa asing, dan kewirausahaan.
“Tema prioritas kami tahun ini adalah smart operation, smart creative IT skills, agroforestry, dan green jobs. Kami sangat mengandalkan kerja sama lintas kementerian dan lembaga untuk mengeksekusi program ini secara optimal,” tambah Menaker.
Program ini juga mencakup skema perpanjangan durasi pendidikan SMK selama satu tahun sebagai wadah pengembangan keterampilan praktis di BLK, serta peluang magang yang didukung oleh Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), termasuk kesempatan magang dan bekerja di luar negeri.
Yassierli menegaskan, School to Work Transition merupakan bagian dari sinergi antara Kemnaker dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), yang telah ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebagai langkah awal menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
“Tantangan terbesar saat ini adalah memastikan lulusan pendidikan benar-benar siap kerja. Dengan program ini, kami optimis lulusan SMK dapat memiliki kompetensi yang relevan dan siap menghadapi tantangan industri masa depan,” tutup Yassierli. (Amri-untuk Indonesia)