Lognews201.com, Samarinda - Masih saja ditemukan perlakuan diskriminatif terhadap masyarakat yang tak mampu, hilangnya hati nurani dan empati karena persoalan yang mungkin tidak begitu besar harus menghilangkan rasa kemanusiaan,miris.
Apalagi baru saja kita dengar, perlakuan tidak menyenangkan dan diskriminatif justru terjadi di sebuah instansi pendidikan, yang dipahami instansi inilah tempat menata akal sehat, tempat mengajar dan mendidik mencetak generasi yang berbudi luhur dan sinilah banyak lahir ratusan insinyur, sarjana dan juga orang-orang pintar, tapi apa yang terjadi di Sekolah Dasar 002 Samarinda sangat mengetuk hati nurani.
Dikutip dari Kompas.TV,Ada seorang relawan menemukan seorang anak perempuan sebut saja Musdalifah yang sedang menangis didepan sekolah SD 002 di Samarinda, relawan itu sempat merekam keluhan sang bocah, terdengar bahwa Musdalifah menceritakan apa yang baru saja terjadi, ternyata dia baru saja diusir oleh oknum guru di kelasnya.
Musdalifah yang saat ini duduk dibangku kelas 4 sekolah dasar 002 Samarinda Seberang, berawal saat diketahui tak mau lagi ke sekolah.
Perlakuan yang tidak menyenangkan yang diduga diusir oknum guru di sekolahnya, mengakibatkan diri bocah SD ini jadi trouma.
Musdalifah mengaku tak bisa belajar online karena tidak memiliki hp atau laptop// sementara.
Karena saat ini memasuki masa ujian, dan proses belajarnya harus online (daring) terpaksa Musdalifah terpaksa tidak bisa menyiapkan sarana itu, yaitu hp atau laptop karena memang kondisi ekonomi Musdalifah sendiri sangat miris. Ayahnya sedang mendekam dipenjara karena sebuah kasus hukum sementara ibunya juga sudah lama meninggal Ibu sudah lama meninggal dunia,dan kini dirinya tinggal bersama tantenya yang merawat Musdalifah yang juga tidak mampu membeli telpon seluler.
Siti Munawaroh Tante Musdalifah kecewa dan tak bisa menahan kesedihannya dengan pihak sekolah yang memperlakukan ponakannya. Dirinya menyadari memang komunikasi antara keluarga dan guru tidak berjalan dengan baik selama pembelajaran daring.
Seharusnya apapun yang terjadi, dirinya berharap ada jalan terbaik bagi pendidikan sang anak.
Kondisi tersebut sudah diketahui Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda dan pihaknya memastikan akan melakukan upaya mediasi antara keluarga dan pihak sekolah.
Guna memastikan proses pendidikan untuk Musdalifah tidak terhambat dan agar permasalahan tersebut bisa segera diatasi.Pihak Diknas Samarinda sudah memanggil pihak sekolah dan memberikan masukkan agar peristiwa ini tidak berlarut panjang.
Kepada keluarga siswa, dirinya juga meminta maaf atas prilaku guru yang dianggap kurang baik dalam mendidik.(Dunkz)