lognews.co.id, NTT - Komunitas Alam Kabuna Ibu di Desa Kabuna, Belu, Nusa Tenggara Timur, telah aktif menjaga hutan sejak 2019. Kegiatan ini difokuskan pada pelestarian sumber air dan kualitas udara di kawasan tersebut.
Aksi pelestarian dilakukan dengan reboisasi setiap akhir pekan di sekitar sumber mata air desa di kawasan hutan lindung. Beberapa komunitas pecinta alam di Kabupaten Belu turut dilibatkan dalam kegiatan ini.
"Memang pemerintah sudah melakukan fungsi kontrol yang baik, tapi kesadaran masyarakat ini yang selalu menjadi satu kendala. Masyarakat tidak peran serta untuk menjaga, apatis, dan lain sebagainya," ujar Ketua Komunitas Alam Kabuna Prudencio Afonso, Sabtu (28/6/25).
Menurutnya, kerusakan hutan lindung disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar wilayah tersebut. Penebangan liar masih sering terjadi meskipun upaya pengawasan telah dilakukan pemerintah.
Untuk itu, komunitas menjalin kerja sama dengan pemerintah desa dan kabupaten. Kolaborasi ini dilakukan agar aturan desa dan adat bisa diterapkan dengan lebih efektif.
Sanksi juga diterapkan jika ditemukan pelanggaran terhadap kelestarian hutan. "Antisipasinya itu ada peraturan desa, ada aturan-aturan adat yang nanti disanksikan apabila ada penemuan itu," katanya.
Prudencio berharap semakin banyak komunitas pecinta alam turut aktif menjaga hutan. Ia juga mendorong peningkatan sosialisasi dari pemerintah agar kesadaran masyarakat tumbuh. (Amri-untuk Indonesia)