lognews.co.id - Ungkapan bahwa kucing memiliki sembilan nyawa sangat dikenal di Indonesia, terutama karena hewan ini sering terlihat mampu melompat dari tempat tinggi tanpa mengalami luka. Namun ternyata, kepercayaan bahwa kucing memiliki lebih dari satu nyawa juga menyebar luas di berbagai budaya dunia.

Di balik kepercayaan tersebut, ilmu pengetahuan memberikan penjelasan logis. Kucing mulai mengembangkan kemampuan bertahan dari ketinggian sejak mereka berumur sekitar tiga minggu. Kemampuan alami ini dikenal sebagai refleks tegak, yaitu reaksi cepat tubuh kucing untuk mengatur posisi saat terjatuh agar bisa mendarat dengan kakinya.

Saat jatuh, kucing secara otomatis melebarkan kakinya seperti parasut, yang berfungsi mengurangi kecepatan jatuh dan meminimalkan risiko cedera pada organ vital. Mereka juga dilengkapi dengan organ khusus bernama otolith yang terletak di dalam telinga, yang membantu kucing merasakan arah gerakan dan gravitasi, baik secara horizontal maupun vertikal.

Faktor lain yang mendukung kemampuan luar biasa kucing ini adalah struktur tubuhnya yang sangat lentur. Tulang belakang kucing terdiri dari 30 ruas yang fleksibel, memungkinkan tubuh mereka berputar dan membungkuk dengan mudah. Karena itulah, meski anggapan tentang sembilan nyawa hanyalah mitos, kenyataannya tubuh kucing memang diciptakan untuk bertahan dalam berbagai situasi ekstrem. (sahil untuk Indonesia)