lognews.co.id — Dalam kehidupan sehari-hari, menjaga hubungan sosial adalah salah satu hal yang penting demi kesehatan mental dan emosional. Namun, tak jarang kita menghadapi situasi di mana orang-orang di sekitar kita mulai menjaga jarak, bersikap dingin, atau perlahan menghilang tanpa penjelasan. Ini bisa membuat kita bertanya-tanya: Apa salahku?
Jawaban dari pertanyaan itu tidak selalu terletak pada kesalahan orang lain. Terkadang, penyebabnya ada pada diri kita sendiri — pada sikap, kebiasaan, atau cara kita memperlakukan orang lain. Sikap-sikap tertentu bisa menimbulkan ketidaknyamanan dalam pergaulan dan tanpa disadari membuat orang lain memilih untuk menjauh.
Berikut ini adalah tujuh sikap yang secara psikologis dapat menyebabkan seseorang dijauhi oleh lingkungannya:
1. Terlalu Sering Mengeluh
Setiap orang memiliki masalah, dan berbagi cerita tentang kesulitan yang dialami adalah hal wajar. Namun, jika keluhan menjadi topik utama dalam setiap percakapan, ini bisa menjadi beban emosional bagi orang lain. Menurut penelitian dari Stanford University, otak manusia bisa mengalami penurunan fungsi ketika terlalu sering terpapar energi negatif, termasuk keluhan terus-menerus.
2. Tidak Mau Mendengarkan
Hubungan yang sehat dibangun dengan komunikasi dua arah. Ketika seseorang merasa tidak didengarkan atau diabaikan, ia akan merasa tidak dihargai. Hal ini perlahan membuat mereka menarik diri. Mendengarkan dengan penuh perhatian adalah bentuk empati yang dapat mempererat hubungan, bukan sebaliknya.
3. Bersikap Egois dan Ingin Menang Sendiri
Sikap egois dan selalu merasa paling benar dalam diskusi bisa membuat lawan bicara merasa tidak dihargai. Jika seseorang merasa pandangannya tidak pernah dianggap penting, mereka akan merasa tidak nyaman. Menurut American Psychological Association, orang yang cenderung egois dalam interaksi sosial akan kesulitan membangun hubungan jangka panjang.
4. Gemar Bergosip
Meski bergosip bisa mencairkan suasana sesaat, kebiasaan ini justru menimbulkan ketidakpercayaan. Jika kamu sering membicarakan orang lain di belakang, orang yang mendengar bisa merasa takut menjadi bahan gosip berikutnya. Ini membuat orang menjaga jarak demi keamanan emosional mereka.
5. Sikap yang Tidak Konsisten
Bersikap hangat hari ini dan dingin esok hari bisa membingungkan orang lain. Konsistensi dalam bersikap sangat penting agar hubungan terasa aman. Menurut Journal of Social and Personal Relationships, konsistensi emosional meningkatkan rasa percaya dalam hubungan sosial.
6. Meremehkan Perasaan Orang Lain
Mengatakan “baperan banget sih kamu” atau “gitu aja sedih” bisa terdengar sepele, tapi sebenarnya menyakiti. Ini termasuk bentuk invalidasi emosional yang membuat seseorang merasa tidak dihargai. Jika terus-menerus terjadi, mereka akan merasa tidak aman secara emosional saat bersama kita dan memilih menjauh.
7. Terlalu Mendominasi Percakapan
Seseorang yang selalu ingin menjadi pusat perhatian dan tak memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara cenderung dianggap tidak sensitif. Komunikasi yang baik harus bersifat timbal balik. Saat orang merasa tidak bisa berbagi atau selalu dipotong saat bicara, mereka akan merasa terpinggirkan dan lebih memilih diam atau menjauh.
Refleksi Diri, Kunci Hubungan Sehat
Ketujuh sikap di atas bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diubah. Langkah pertama untuk memperbaiki hubungan sosial adalah dengan mengenali dan mengakui kekurangan diri sendiri. Mulailah dari hal sederhana seperti mendengarkan dengan tulus, tidak mudah menghakimi, dan memberikan ruang untuk orang lain mengekspresikan diri.
Kita semua ingin diterima dan dihargai dalam pergaulan. Tapi sering kali, tanpa sadar kita menunjukkan perilaku yang justru bertolak belakang dengan harapan itu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus merefleksikan sikap dan cara berinteraksi dengan orang lain, agar hubungan yang kita jalin tidak hanya awet, tapi juga sehat secara emosional. (sahil-untuk Indonesia)