الإثنين، 11 آب/أغسطس 2025

Langkah Gemilang Al Zaytun: Dari Mahad Menuju Politeknik dan Universitas

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

(Disarikan dari Dzikir Jumat Syaykh Al Zaytun oleh Ali Aminulloh)

lognews.co.id, Indramayu - Bulan Agustus selalu membawa semarak istimewa bagi keluarga besar Mahad Al Zaytun. Tradisi yang telah mengakar kuat di Al Zaytun adalah penyampaian gagasan penting oleh Syaykh kepada jamaah Masjid Rahmatan Lil Alamin setiap selesai Shalat Jumat. Pada Jumat, 1 Agustus 2025, Syaykh kembali menyampaikan sebuah kabar besar yang menggembirakan: rencana peringatan ulang tahun Al Zaytun ke-26 pada tahun 2025 ini. Dalam kesempatan tersebut, sebuah gebrakan besar siap diumumkan.

Menyongsong Usia ke-26: Al Zaytun Canangkan Pendirian Politeknik Berbasis LSTEAM

Menjelang ulang tahun Mahad yang ke-26 pada 27 Agustus 2025, sebuah gebrakan besar siap diumumkan. Setelah sukses mendirikan Institut Agama Islam (IAI) Alazis, kini Al Zaytun bertekad untuk mencanangkan pendirian Politeknik, sebuah perguruan tinggi setingkat D3, D4, atau bahkan S1 terapan. Ini adalah langkah progresif yang dirancang untuk menjawab harapan dan kebutuhan para alumni, serta mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.

Pendirian politeknik ini akan difokuskan pada enam program studi unggulan yang memiliki keterkaitan erat dengan konsep LSTEAM (Law, Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). Berbagai disiplin ilmu akan dihadirkan, mulai dari program studi hukum, sains dan pengembangannya, teknologi, engineering, seni, hingga matematika. Rancangan pendirian politeknik ini bukan sekadar wacana, melainkan sebuah rencana matang yang akan diwujudkan melalui roadmap komprehensif, mencakup pengurusan administrasi, perizinan, hingga pembangunan sarana dan prasarana yang memadai.

Membangun Kampus Impian: Garut Jadi Lokasi Strategis Pengembangan Pertanian dan Peternakan

Persyaratan pendirian politeknik yang hanya membutuhkan lahan seluas 5.000 meter persegi per program studi. Hal ini sangat mudah bagi Al Zaytun. Fokus utama adalah ketersediaan sarana praktikum yang lengkap dan mendukung. Sebagai langkah awal, lahan seluas 45 hektar telah disiapkan di Garut, sebuah lokasi yang dinilai sangat strategis dan mendukung pengembangan berbagai bidang studi. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan potensi lahan di kampus utama yang lebih dominan untuk persawahan, sehingga kurang ideal untuk pengembangan perkebunan, perikanan, atau peternakan yang membutuhkan ketinggian sekitar 200 meter di atas permukaan laut (dpl).

Lokasi di Garut menawarkan kondisi yang sangat favorable untuk pengembangan teknologi pertanian, perikanan darat, hingga perikanan tangkap. Laboratorium pertanian dan lokasi praktik yang mendukung akan dibangun di sana. Syaykh juga telah menyiapkan lahan tambahan dengan ketinggian menengah (400-600 dpl) di daerah yang tidak jauh dari lokasi politeknik, memastikan ketersediaan lahan yang optimal untuk mendukung pendidikan, baik di kampus utama maupun politeknik yang baru. Ini adalah visi jangka panjang yang memperhitungkan kebutuhan praktis dan keberlanjutan.

Visi Konglomerat Pendidikan: Mencetak Alumni Mandiri dan Berdaya Saing Global

Pendirian politeknik ini juga akan didukung oleh pembentukan tim pelaksana teknis yang kompeten, yang rencananya akan diumumkan secara resmi pada puncak perayaan ulang tahun Al Zaytun ke-26, 27 Agustus 2025. Lembaga pendukung politeknik ini tidak lagi berbasis pesantren, melainkan akan menginduk ke Dinas Pendidikan, sehingga akan dibentuk lembaga baru yang tetap berada di bawah naungan Al Zaytun. Hal ini memastikan keberlanjutan pendidikan bagi para siswa yang telah menyelesaikan jenjang 12 tahun di Al Zaytun.

Visi jangka panjangnya sungguh ambisius dan inspiratif. Lahan di sekitar politeknik yang saat ini 45 hektar berpotensi diperluas hingga 1.000 hektar. Dengan skala sebesar ini, seluruh mahasiswa politeknik setelah lulus tidak lagi harus mencari pekerjaan, melainkan akan disiapkan lahan untuk memulai usaha pertanian, perikanan darat, atau bahkan perikanan tangkap dengan dukungan kapal. Konsep ini serupa dengan cara konglomerat menjalankan usahanya, di mana Al Zaytun tidak perlu merekrut tenaga ahli dari luar, karena mereka akan memiliki tenaga terdidik dari alumni sendiri. Hasil usaha ini nantinya akan dialokasikan untuk mendukung pendidikan di Al Zaytun, sekaligus mewujudkan cita-cita besar untuk mendirikan universitas di masa mendatang.

Epilog: Menjelajahi Cakrawala Baru, Mengukir Jejak Peradaban

Langkah Al Zaytun untuk mendirikan politeknik ini adalah sebuah deklarasi keberanian, bahwa pendidikan harus senantiasa beradaptasi dan berinovasi. Ini bukan hanya tentang membangun gedung atau menambah program studi, melainkan tentang menanamkan kemandirian, mengasah keterampilan praktis, dan membentuk jiwa-jiwa wirausaha yang siap menghadapi gelombang masa depan.

Visi untuk menciptakan alumni yang tidak lagi mencari pekerjaan, melainkan menciptakan lapangan pekerjaan, adalah cerminan kearifan yang mendalam. Ia adalah jembatan emas yang menghubungkan ilmu pengetahuan dengan realitas kehidupan, memastikan bahwa setiap tetes keringat belajar akan berbuah kemaslahatan. Semoga setiap batu yang diletakkan, setiap kurikulum yang dirancang, dan setiap ilmu yang diajarkan di politeknik ini, menjadi fondasi peradaban yang kokoh, mengukir jejak kebaikan, dan melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang berilmu, berakhlak, dan berdaya guna bagi bangsa dan negara. Ini adalah mimpi besar yang sedang kita rajut bersama, demi Indonesia yang lebih maju dan mandiri. (Amri-untuk Indonesia)