PEMILU
الأحد، 15 حزيران/يونيو 2025

Meneguhkan Komitmen Pendidikan Berkelanjutan: Sosialisasi Penerimaan Santri Baru Al-Zaytun 2025–2026

تقييم المستخدم: 1 / 5

تفعيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

lognews.co.id - Pada hari Kamis, 22 Mei 2025, Gedung Mini Zeteso Al-Zaytun menjadi saksi berkumpulnya 222 wali santri Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas VI dan 50 wali santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) kelas IX. Acara tersebut merupakan bagian dari sosialisasi penerimaan santri baru tahun ajaran 2025–2026, yang dirancang tidak hanya sebagai forum informasi, tetapi juga penguatan komitmen dalam menapaki jalur pendidikan yang berkelanjutan di bawah sistem pendidikan Al-Zaytun.

Acara dibuka dengan penayangan aktivitas harian santri dari jenjang MI hingga MA, mencakup kegiatan kelas, kehidupan asrama, olahraga, seni, dan peribadatan. Tayangan tersebut menjadi pengantar yang menggugah sekaligus informatif, memperlihatkan dinamika pembelajaran yang menyeluruh dan berimbang.

Statistik dan Prestasi: MI Terus Bertumbuh

Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Sekolah MI, M. Iqbal Aulia, S.Sos., M.Pd., yang memaparkan perkembangan statistik input dan output santri dari tahun ke tahun. Peningkatan kualitas belajar siswa tergambar dalam grafik capaian belajar yang konsisten naik. Kemampuan calistung (membaca, menulis, dan berhitung) santri kelas rendah menunjukkan perkembangan menggembirakan, demikian pula pencapaian dalam qiraat dan hafalan Juz 'Amma yang meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

IMG 20250523 WA0068 1

MTs: Menjawab Keraguan, Membangun Kepercayaan

Wakil Kepala MTs, Alwi, S.Ag., M.Pd., dalam sambutannya menjelaskan alasan kehadiran 50 wali santri kelas IX. Menurut hasil survei internal, terdapat keraguan dari sebagian wali mengenai kelanjutan pendidikan anak ke MA Al-Zaytun. Ia menyampaikan, dengan menunjukkan aktivitas indrawi dan ekstrakurikuler santri serta prestasi mereka dalam lomba sains tingkat nasional, pihaknya ingin meyakinkan wali santri untuk terus mendorong putra-putrinya melanjutkan pendidikan di Al-Zaytun.

MA Al-Zaytun: Sistem Satu Pipa, Komitmen Tuntas

Drs. Suherman, M.Pd., Wakil Kepala MA, menyampaikan sambutan selanjutnya. Ia menggarisbawahi visi-misi Al-Zaytun yang komprehensif dan terintegrasi dalam sistem pendidikan satu pipa (one pipe education system), yang menuntun santri dari jenjang awal hingga akhir pendidikan secara berkelanjutan. Ia menekankan bahwa santri Al-Zaytun telah menorehkan prestasi di berbagai event ilmiah dan kompetisi nasional, bersaing bahkan dengan siswa SMA umum. Ajakan disampaikan kepada wali santri untuk tetap menjaga semangat dan dukungan terhadap kelanjutan pendidikan anak-anak mereka.

IMG 20250523 WA0069

Refleksi Tiga Peran: Wali, Konselor, dan Pendidik

Dalam perspektif yang menyentuh, Ibu Inayah, M.Pd., CHp., SP., CPC., menyampaikan sambutan dari tiga sudut pandang: sebagai wali santri, konselor, dan pendidik. Ia memiliki dua anak yang saat ini berada di Al-Zaytun (kelas VI dan X), dan menyatakan bahwa pendidikan di Al-Zaytun telah membentuk kemandirian dan disiplin anak-anaknya.

Ia menekankan bahwa usia 1–15 tahun merupakan masa penanaman karakter, sementara usia 15–40 tahun adalah masa penempatan kompetensi dan keterampilan. Kepada para wali, ia mengingatkan agar tidak tergesa menilai hasil pendidikan anak, karena setiap proses memerlukan waktu dan kesabaran.

Sebagai konselor, ia mencermati maraknya penyimpangan perilaku remaja di luar sana yang diakibatkan kurangnya perhatian orang tua. Di Al-Zaytun, guru berperan sebagai orang tua kedua. Ia mengajak wali santri untuk menjaga komunikasi dan menjalin quality timeline dengan anak, serta memanfaatkan kunjungan wali santri secara optimal.

Sebagai pendidik, dengan pengalaman setahun mendidik, ia mengakui tantangan mengajar banyak siswa. Ia menyerukan penghormatan dan penghargaan yang layak kepada para guru yang telah mengorbankan waktu dan tenaga untuk mendidik para santri.

IMG 20250523 WA0071

Kolaborasi Tiga Pilar Pendidikan

Ketua Majelis Guru, Drs. Purnomo, M.Pd., membuka sambutannya dengan pantun khas:

"Membeli emas membeli berlian

Itulah satu cara investasi dalam ekonomi

Terima kasih kepada ibu dan bapak sekalian

Telah hadir memenuhi undangan kami"

Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara tiga pilar pendidikan: sekolah, wali santri, dan santri itu sendiri. Di Al-Zaytun, santri diberi kesempatan tampil dan melatih kepemimpinan, seperti menjadi khatib Jumat. Ia juga mengingatkan kembali tentang akad kesefahaman yang telah disepakati sejak awal pendidikan, yaitu komitmen menempuh pendidikan menengah selama enam tahun.

Dalam pantun penutupnya, ia kembali mengajak wali santri untuk terus mendukung pendidikan putra-putrinya:

"Jangan ragu tanpa basa-basi

Untuk percaya dan saling membutuhkan

Marilah kita selalu berkolaborasi

Agar Visi Misi AZ dapat diwujudkan"

Inspirasi Bangsa: Dari Al-Zaytun untuk Indonesia

Sambutan terakhir disampaikan oleh Ketua Majelis Pengenal Pelajar (MPAP) Al-Zaytun, Dr. Ali Aminulloh, S.Ag., M.Pd.I., ME. Ia mengajak wali santri untuk bersyukur menjadi bagian dari keluarga besar Al-Zaytun. Lembaga ini, menurutnya, telah menjadi sumber inspirasi nasional, bahkan menjadi pelopor berbagai kebijakan negara dalam dunia pendidikan.

IMG 20250523 WA0073

Ali mencontohkan gagasan pembangunan 500 titik pendidikan terpusat yang digagas Al-Zaytun jauh sebelum munculnya program Sekolah Rakyat dari pemerintah. Program makan bergizi gratis untuk siswa, yang kini menjadi program nasional, telah dijalankan di Al-Zaytun sejak 1999, tiga kali sehari.

Ketika Permendikbud 2018 mewajibkan lagu Indonesia Raya tiga stanza dinyanyikan saat upacara resmi, Al-Zaytun telah memulainya sejak 2016, bahkan melaksanakan tur sepeda keliling Jawa pada 2017 dengan menyanyikan lagu tersebut di setiap pemberhentian. Di sektor pendidikan karakter dan cinta tanah air, Al-Zaytun telah lama menjalankan kegiatan pertanian dan perkapalan sebagai bagian dari pendidikan berbasis pengalaman.

Pendidikan Abad 21 dan Peran Guru

Ali menegaskan bahwa Syaykh Al-Zaytun kini tengah mempersiapkan pendidikan abad ke-21 bersama para profesor melalui diskusi intensif. Ia memaparkan empat karakter manusia abad 21, yaitu: Critical Thinking & Problem Solving, Creativity, Communication, dan Collaboration.

Untuk membangun daya kritis, guru di Al-Zaytun mengikuti pelatihan rutin setiap Ahad dengan narasumber dari berbagai bidang. Kreativitas menjadi nafas utama dalam menghadapi tantangan, termasuk dalam inovasi kurikulum dan sistem pendidikan. Komunikasi diperkuat melalui penyediaan fasilitas di asrama sebagai smart boarding house, dan dialog mingguan setiap Sabtu antara pendidik dan wali santri.

Kolaborasi, sebagai karakter terakhir, melibatkan semua elemen: guru, eksponen, karyawan, bahkan santri itu sendiri. Salah satu bentuknya adalah pelarangan penggunaan HP bagi santri, yang kini menjadi kebijakan nasional di berbagai negara seperti Australia, Inggris, Perancis, dan Jerman. Al-Zaytun telah melakukannya sejak awal, menyadari dampak negatif media sosial terhadap perkembangan anak.

Menutup dengan Pantun: Ajak Penuh Harapan

Menutup sambutannya, Ali Aminulloh menyampaikan pantun yang menggugah dan disambut hangat oleh hadirin:

"Panen pohon sagu dari kota Palembang

Dibawanya pakai kain katun

Janganlah ragu dan jangan bimbang

Mari hantarkan anak ke Al-Zaytun"

( Ali Aminulloh)