Lognews201.com, Jakarta - Singapura Negeri berjuluk The Red Dot itu kini mengalami krisis chicken rice makanan yang biasa disebut nasi ayam Hainan kini harganya mahal di tiap gerai restoran disana, hal ini dikarenakan adanya kebijakan Malaysia yang stop ekspor ayam ke Singapura
Dilansir dari Strait Times (30/5/2022), delapan eksportir, peternak, dan pemasok di Malaysia mengaku kaget dengan pelarangan ekspor ayam potong utuh ke Singapura. Malaysia memasok ayam hidup 3,6 juta ekor per bulan ke luar negeri. Keputusan stop ekspor dilakukan Malaysia mulai 1 Juni 2022 dengan mempertimbangkan kebutuhan dalam negri (Malaysia)
Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) Alvino Antonio mengatakan, Indonesia bisa saja mengambil peluang untuk ekspor ayam namun ada terkendala harga yang lebih tinggi dari Malaysia. Misalnya saja soal harga pokok produksi (HPP) ternak di Malaysia lebih rendah dari Indonesia.
HPP di Malaysia sekitar Rp 14.000-15.000 per kilogram (kg), sementara Indonesia HPP-nya Rp 16.000-17.000/kg.
"Kalau kualitas dan jumlahnya itu bisa (ekspor) namun dari segi harga karena harga kita itu tinggi. Contohnya jagung (pakan ternak) kita masih tinggi. Dari dulu kita nggak bisa masuk (ekspor) karena alasannya harga," ujar Alvino.
Alvino Antonio mengatakan oversupply ayam di Indonesia yang mencapai 30 juta ekor per minggunya. Artinya kalau sebulan ada 4 minggu, kurang lebih pasokan ayam Indonesia mencapai 120 juta ekor per bulannya.
Alvino mengatakan bahwa peluang tersebut harusnya bisa diambil oleh para Pemegang Modal Asing (PMA) yang selama ini ikut bersaing dengan petani ayam lokal.
"PMA itu daripada bersaing di dalam negeri dengan peternak rakyat mandiri lebih baik ekspor bersaing dengan Malaysia. Mereka bisa bersaing dengan kita dengan HPP Rp 9.000, seharusnya bisa bersaing dengan Malaysia, daripada merusak pasar dalam negeri, masuk ke pasar becek," jelasnya.
Tindak lanjut dari kejadian ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah masih melobi dengan pemerintah Singapura.
"InsyaAllah, saat ini lagi pembahasan G to G dan paralel dgn pembicaraan B to B," ujar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah kepada detikcom, Senin (6/6/2022). (Amr)