الإثنين، 11 آب/أغسطس 2025

Erupsi Eksplosif Gunung Lewotobi Laki-Laki, Status Tetap AWAS

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

lognews.co.id – Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi eksplosif pada Jumat (1/8/2025). Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, mengimbau masyarakat di sekitar wilayah terdampak untuk meningkatkan kewaspadaan.

Erupsi ini menandai tingginya aktivitas vulkanik gunung yang dikenal dengan pola letusan susulan. Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik saat ini masih tergolong tinggi.

“Status Gunung Lewotobi Laki-Laki tetap berada pada Level IV atau Awas,” ujar Wafid dalam keterangannya, Sabtu (2/8/2025).

Wafid menjelaskan, sejak pukul 18.00 hingga 20.00 WITA pada 1 Agustus, terjadi peningkatan signifikan dalam gempa vulkanik. Hal ini kemudian diikuti oleh letusan eksplosif dengan kolom abu mencapai ketinggian sekitar 10.000 meter di atas puncak.

Material letusan tersebar ke berbagai arah dengan lontaran sejauh 3 hingga 4 kilometer dari kawah. Menurut Wafid, letusan ini dipicu oleh akumulasi gas vulkanik yang terperangkap selama dua minggu terakhir.

Masyarakat diminta untuk tetap tenang, namun waspada, serta mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.

Pihak Badan Geologi juga mengeluarkan imbauan larangan aktivitas dalam radius 6 km dari puncak, serta area sektoral dari barat daya hingga timur laut sejauh 7 km.

“Kami juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir lahar jika terjadi hujan lebat, khususnya di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung,” tambah Wafid.

Daerah yang berisiko terdampak banjir lahar di antaranya Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.

Pemantauan terus dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Pululera. Upaya mitigasi dan evakuasi pun disiapkan untuk meminimalkan risiko terhadap warga. (sahil untuk Indonesia)