lognews.co.id, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, resmi meluncurkan program wajib militer bagi siswa SMA dan SMK bermasalah di wilayahnya. Program ini akan dimulai pada 2 Mei 2025 dan melibatkan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan TNI dan Polri.
Program wajib militer ini akan diberlakukan dibeberapa daerah rawan di Jawa Barat yang sudah siap, tidak langsung serentak di seluruh 27 kabupaten/kota, hanya ditujukan kepada siswa yang sulit diatur dan berpotensi melakukan tindakan negativ, dan terindikasi terlibat tawuran, pergaulan bebas, atau tindakan kriminal sehingga perlu dilakukan pembinaan karakter disiplin, dan tanggung jawab.
Pengumuman program ini disampaikan oleh Gubernur Dedi Mulyadi melalui akun Instagram resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat (@kdm_jabar)
Penentuan peserta dilakukan melalui kesepakatan antara pihak sekolah dan orang tua. Selain pembinaan karakter, program ini juga menggali potensi siswa di berbagai bidang, termasuk pertanian dan peternakan, sesuai kebutuhan daerah.
Nantinya siswa yang mengikuti program akan tinggal di barak militer mendapatkan pembinaan secara intensif selama enam bulan dan menjalani pendidikan karakter ala militer tanpa mengikuti kegiatan sekolah formal
Menanggapi program ini, Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani menjelaskan, kebijakan ini jangan sampai mengenyampingkan hak-hak siswa dalam memperoleh pendidikan formal ataupun bertentangan dengan program pendidikan nasional.
"Tanpa mengabaikan hak-hak dasar siswa untuk mendapatkan pendidikan yang menyeluruh dan berorientasi pada pengembangan potensi siswa," ujar Lalu Senin (28/4/2025).
Pihak TNI akan menyiapkan sekitar 30-40 barak sebagai tempat pembinaan. Kurikulum wajib militer akan diterapkan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
Dedi Mulyadi menyatakan bahwa program ini penting untuk menekan angka tawuran dan kenakalan remaja serta membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab siswa. Pendidikan militer diharapkan dapat menanamkan semangat bela negara dan meningkatkan fokus belajar siswa. (Amri-untuk Indonesia)