PEMILU
الجمعة، 16 أيار 2025

Al-Zaytun Mengajak Generasi untuk Menumbuh Kembangkan Toleransi dan Perdamaian Via Ensiklopedia Digital Alzaytun.org

تقييم المستخدم: 5 / 5

تفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجوم
 

lognews.co.id, Yogyakarta - Kick off Ensiklopedia Toleransi dan Perdamaian di Masjid Rahmatan Lil Alamin semakin menegaskan konsistenitas Ma'had Al-Zaytun menjadi pusat pengembangan budaya toleransi dan perdamaian sekaligus sebagai episentrum pengembangan budaya toleransi dan perdamaian dari Al-Zaytun untuk Indonesia dan dunia.

Kick off Ensiklopedia Toleransi dan Perdamaian disahkan oleh syaykh panji gumilang pada 16/11/2024 sekaligus merayakan hari toleransi internasional dengan tema "Melestarikan Budaya Toleransi dan Perdamaian Menuju Indonesia Raya Abadi", dihadiri dan disaksikan oleh Kepala badan riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Ahmad Najib Burhani, inisiator Ensiklopedia Toleransi dan perdamaian, tamu undangan para tokoh dari berbagai agama, kerabat dan saudara Syaykh Panji Gumilang dari Gresik, Jawa Timur, ribuan santri dan para Civitas Ma'had Al-Zaytun.

Ensiklopedia berdasarkan kamus KBBI berarti buku atau serangkaian buku yang berisi keterangan atau uraian tentang berbagai hal di bidang ilmu pengetahuan dan seni, disusun berdasarkan abjad atau tematik tertentu. Seperti halnya pada penulisan kamus, namun dijelaskan lebih panjang dan lebih rinci, berfokus pada informasi faktual mengenai subjek yang disebutkan dalam judul artikel. Dalam perkembangannya kita dapat menjumpai buku Ensiklopedia yang banyak beredar seperti ensiklopedia sains , agama, karya sastra, nusantara, geografi, biologi, dan ensiklopedia toleransi dan perdamaian merupakan ensiklopedia disajikan melalui digital yang dapat dijadikan referensi, peningkatan literasi membaca, dan ikut berkontribusi dalam kanal yang dapat diakses dalam bentuk website dengan alamat : https://alzaytun.org .

Adalah para pakar dari jejaring profesional yang ada di Yogyakarta, mencita citakan nilai nilai toleransi dan perdamaian lebih bisa dipraktekkan oleh semua insan manusia agar tercipta harmonisasi dan ketentraman terutama saat melihat bagaimana keberhasilan Ma'had Al-Zaytun dalam mempraktikan budaya toleransi dan perdamaian ingin mereka tular ajarkan dalam bentuk kekinian sesuai dengan era saat ini yaitu dalam bentuk konten ataupun materi digital sehingga mudah mengakses dan menyebarkannya, adapun inisiator ensiklopedia toleransi dan perdamaian adalah ;

1. Dr. Haryadi Baskoro, penulis kajian budaya dan agama

2. Jozep Edyanto, SE pemilik perusahaan digital DIGIDO yang menyumbangkan perpustakaan digital untuk Ma'had Al-Zaytun : https://mahadalzaytun.perpustakaan.co.id

3. Suharmanto jurnalis

4. Yupiter ome jurnalis 

5. Pulung wahyu pinto, SH pengusaha bidang hiburan 

6. Dumari jurnalis online 

Dalam acara talkshow lognewsTV bersama host HA Nasution dan tim Lmedia, menemui para inisiator sekaligus turut membahas program yang ada di Ensiklopedia Toleransi dan Perdamaian bertempat di ACL (Art Culture and Love) Baciro, Gondokusumo, Yogyakarta. Kamis (22/11/2024)

Wujud dari gerakan ensiklopedia toleransi dan perdamaian, dicontohkan oleh Haryadi Baskoro dengan menunjukan koleksi buku buku ensiklopedia miliknya mulai dari ensiklopedia Nurcholis Madjid, ensiklopedia Blora, dan lainnya. Haryadi Baskoro mengatakan dimasa hadapan bila ensiklopedia digital di website Alzaytun.org dirasa cukup, nantinya bisa dibukukan mungkin lima atau sepuluh tahun lagi mengingat validasi dan kajian lainnya. 

Berfungsi sebagai media belajar dan pusat rujukan akademik yang terpercaya mengenai "All About" toleransi dan perdamaian, tantangannya kemudian dalam platform media digital Alzaytun.org semua orang lantas bisa berperan sebagai "Learner as a teacher, producer and sharer" (pembelajar, guru, pembuat dan penyebar konten) itu menjadi plus minus karena orang asal mengumpulkan, asal "sharingkan" tanpa memperhatikan kabar hoax, maka media digital diperlukan pakar, dirinya menjamin kelaikan Ensiklopedia ini, karena dalam sistem memasukan data terlebih dahulu akan divalidasi oleh lembaga nasional dan lembaga sosial masyarakat yang "concern" terhadap pengembangan toleransi dan perdamaian di Indonesia.

Ensiklopedia toleransi dan perdamaian datang dari keprihatinan ketika yang mengabadikan dan menghidupkan sejarah Indonesia justru datang dari peneliti luar negeri dan menjadi karya intelektual milik pribadinya, contohnya Peter Brian Ramsey Carey asal Inggris menghabiskan 40 tahun dalam hidupnya meneliti sejarah perang Jawa (1825-1930), termasuk sisi detail kehidupan Pangeran Diponegoro abad ke 19, menghasilkan karya tulis berjudul Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785-1885 kemudian dianugerahi Sanghyang Kamahayanikan oleh penyelenggara Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2014, oleh karenanya baik karya tulisan, video, ataupun bentuk konten lainnya di Ensiklopedia Toleransi dan Perdamaian turut bertanggung jawab memenuhi unsur karya yang otentik dan tervalidasi, mencantumkan waktu, lokasi, nama pembuat karya, nama narasumber yang tepat dan kompeten, dan sumber yang jelas.

Bukan secara tiba tiba atau hanya momentum saja, dasar dari Ma'had Al-Zaytun menjadi epicentrum toleransi dan perdamaian, Haryadi Baskoro mengajak semua orang untuk membuktikan sendiri bahwa sejak awal Al-Zaytun memang didirikan untuk menjunjung toleransi. Dirinya mengingat kembali saat mendengarkan pidato Syaykh Panji Gumilang pada peringatan hari toleransi internasional pada 16/11/2024 dikatakan bahwa dalam menjalani hidup Kebhinekaan nyatanya "Toleransi dilupakan" maka pengembangan budaya toleransi dan perdamaian sudah dicanangkan awal saat mendirikan pusat pendidikan Ma'had Al-Zaytun diantara tahun 1996 dan 1997 dan menjadi arah, tujuan yang tertuang dalam visi misi dan motto Ma'had Al-Zaytun, dan ditambahkan bila mengacu pada data survey dari lembaga Settara Institute menjelaskan perilaku toleransi ditiap Kota masih menjadi permasalahan besar, dampak dari sosial masyarakat yang memakai isu toleransi sekedar dikaji dan diwacanakan dalam berbagai forum maka dengan interaksi diruang media melalui platform digital dirasa praktis dan efisien meningkatkan budaya tulis dan baca mampu menangkap konsep toleransi di Indonesia.

Tujuan lainnya adalah untuk membangun dan menegakkan kembali pancasila sebagai dasar kita untuk hidup bermasyarakat dan Ma'had Al-Zaytun menjadi mercusuar pusat toleransi perdamaian dunia, dengan konsistensi para peserta didik dan civitas termasuk wali santri, menjalankan sikap toleran, memadukan teori dan praktek mendidik generasi bangsa selama 25 tahun berjalan bisa dicontoh tularkan melalui Ensiklopedia Toleransi dan perdamaian sehingga menjadi pelatuk dari gerakan besar lainnya yaitu toleransi perdamain nasional dan internasional. 

Menurut Haryadi Baskoro, Negara Indonesia khususnya ragam budaya toleransi dan perdamaian menjadi pelopor bagaimana peran toleransi dalam merajut keindonesiaan, hal ini karena Indonesia punya bentuk yang spesifik mempraktekkan toleransi dimasyarakat dari masa ke masa yang perlu kita "share" kan. Prakteknya seperti apa? Sangat menekankan bukan toleransi seperti yang ada diluar negeri yang berlandaskan hak asasi manusia atau bahkan meniadakan peran agama, mengutip gagasan Syaykh Panji Gumilang, toleransi di Indonesia tidak perlu diingatkan carikan rujukan kemana mana tapi berdasarkan nilai nilai Pancasila, yaitu toleransi pancasila. 

Menjadi ketertarikan Suharmanto sebagai jurnalis mempercayakan kelima anaknya bersekolah di Ma'had Al-Zaytun bercermin dari kualitas dari lulusannya yang mampu menjadi dirinya sendiri, memiliki karakter yang kuat, berakhlak mulia, dan berjiwa entrepeurneur berkat gemblengan untuk menjalani hidup mandiri. Seperti salah satu anaknya yang percaya diri dan mau berjuang dengan kebiasaannya sehingga mampu mempekerjakan teman temannya hingga 20 karyawan dibidang servis elektronik.

"Kan bukan harta yang ditinggalkan, alasan mengapa kita menyekolahkan anak dasarnya adalah jangan tinggalkan generasi lemah" ujar Suharmanto.

Turut dalam menginisiasi Ma'had Al-Zaytun sebagai mercusuar pengembangan toleransi dan perdamaian dunia dikatakannya karena kekagumannya terhadap penggagas Indonesia abadi 1.000 tahun kedepan, Syaykh Al-Zaytun Panji Gumilang, yang memiliki gagasan gagasan besar sehingga menjadi penting untuk disuarakan lebih luas sehingga bisa dijadikan contoh sebagai guru bangsa melalui gagasan solutif mendorong nilai peradaban, toleransi dan perdamaian di Indonesia dan dunia sehingga menjadi tanggung jawab bersama untuk mengkolaborasikan, menjaga, mendukung, dan mewujudkan gagasan tersebut.

Sebuah kekuatan dari prestasi mahad Al-Zaytun yang telah dinilai pemerintah dengan predikat "A" unggul untuk pendidikan yang diselenggarakan mulai dari tingkat MI, MTs sampai Aliyah dalam konteks pendidikan di Indonesia, Al - Zaytun membuktikan alangkah terstrukturnya manajerial yang dilangsungkan di Ma'had Al-Zaytun menjadi salah satu alasan mengapa selain menjadi pusat pendidikan, pantas pula dijadikan episentrum toleransi dan perdamaian untuk dunia.

Lebih rinci lagi, Pulung Wahyu Pinto menggambarkan gerakan toleransi didalam ensiklopedia toleransi dan perdamaian dikemas dalam bentuk pertunjukan, kesenian, budaya, musik, film, festival, perlombaan, hiburan dan kreativitas lainnya yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan toleransi perdamaian untuk dunia.

Selain podcast dengan lognewsTV, dirinya juga akan menggandeng budayawan dan seni, pada dasarnya Ensiklopedia Toleransi dan Perdamaian terbuka bagi siapapun dari Merauke hingga Sabang, timur sampai barat dan akan memyambangi kota kota provinsi tersebut. untuk berkontribusi mengkampanyekan nilai nilai toleransi dan perdamaian.

1000050484

Sementara itu Jozep mengungkapkan pandangannya mengenai perubahan yang melanda industri buku di era digital bagaimana teknologi telah mengubah cara penerbitan dan distribusi buku, serta dampaknya terhadap masyarakat.

"Perubahan zaman ini sudah saya prediksi bahkan sebelum covid-19 melanda, terasa sejak saya menerbitkan buku pertama saya" ujar Jozep, kekhawatiran mengenai dampak teknologi pada industri buku, terutama dengan munculnya platform digital seperti Zoom yang kini memerlukan biaya untuk digunakan seiring meningkatnya kebutuhan bukti bahwa peubahan perilaku terhadap teknologi tidak akan terbendung dan pasti terjadi.

Ia melanjutkan ketika aplikasi dan web mulai mendominasi, banyak penerbit merasa tertekan, menurutnya, meskipun aplikasi digital menawarkan banyak kemudahan, tidak semua lembaga mampu menambah koleksi buku mereka secara signifikan.

QR code dan website telah menjadi hal yang umum dalam industri penerbitan. Dilingkungan pendidikan teknologi sangat agresif, dicontohkan anak didik yang terbiasa "googling" diminta oleh gurunya agar tidak menyontek dari Google, mendengar hal ini lantas Jozep menyuruh memberikan jawaban kepada guru tersebut agar pandai memilih pertanyaan yang tidak mampu dijawab google, oleh karenanya, Ia menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan ini, salah satunya Alzaytun.org menjadi cara paling ampuh menyebarkan nilai toleransi dan perdamaian.

Lebih lanjut, alzaytun.org menurutnya tidak perlu dibranding untuk diviralkan sebab akan dicari dan di klik karena sudah menjadi kebutuhan masyarakat yang selama ini toleransi dan perdamaian menjadi barang langka.

Selain itu juga Jozep menyarankan agar dibuat prasasti untuk tokoh-tokoh nasional di Al-Zaytun sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas kontribusi mereka terhadap toleransi dan perdamaian. "Dengan cara ini, kita bisa menciptakan sejarah yang akan dikenang," ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Jozep menekankan bahwa semua orang memiliki peran dalam membangun budaya toleransi melalui karya-karya mereka. "Al-Zaytun.org adalah wadah bagi semua orang untuk berkontribusi, baik melalui puisi, cerpen, atau karya lainnya," tutupnya. (Amri-untuk Indonesia)