lognews.co.id, Dunia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan skeptisisme terhadap rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan mengakui Palestina sebagai negara.
Pada Sabtu (26/7/25), Trump menyebut pernyataan Macron “tidak berbobot” dan yakin pengakuan tersebut “tidak akan mengubah apapun.” Pernyataan ini menunjukkan keraguan AS terhadap langkah diplomatik yang diambil Prancis.
Meski begitu, Trump tetap memuji Macron sebagai sosok pribadi yang baik dan mampu bekerja sama dalam tim. Namun, Trump merasa langkah pengakuan Palestina oleh Prancis hanya bersifat simbolis dan tidak dapat mengubah situasi politik maupun konflik yang sedang berlangsung di kawasan Timur Tengah.
Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya mengumumkan bahwa Prancis berencana mengakui Palestina sebagai negara secara resmi. Keputusan ini akan diumumkan pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2025. Macron menyebut langkah ini sebagai upaya diplomatik berani di tengah meningkatnya kemarahan global atas penderitaan warga sipil di Gaza yang menjadi sorotan dunia.
Dalam unggahan di platform X, Macron menekankan urgensi penghentian perang di Gaza dan penyelamatan penduduk sipil. Menurutnya, konflik yang berkepanjangan menimbulkan krisis kemanusiaan yang harus segera diatasi. Pengakuan negara Palestina diharapkan dapat menjadi salah satu langkah untuk membuka jalan bagi perdamaian yang lebih adil dan berkelanjutan.
Bersamaan dengan itu, akun X @Kemlu_RI pada Sabtu, Kemlu RI menegaskan dukungan terhadap berdirinya negara Palestina yang berdaulat dan merdeka, berdasarkan batas wilayah yang disepakati pada 1967 dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota sesuai solusi dua negara. Indonesia juga mendesak negara-negara lain yang belum mengakui Palestina agar mengikuti langkah Prancis dalam pengakuan tersebut.
Langkah Prancis dalam mengakui Palestina sebagai negara menjadi sorotan internasional dan memicu perdebatan diplomatik, terutama antara Prancis dan Amerika Serikat. Isu ini juga menghidupkan kembali perhatian dunia terhadap krisis Gaza 2025 serta pentingnya solusi damai yang dapat menghentikan peperangan dan penderitaan penduduk sipil.
(Amri-untuk Indonesia)